Photo by Hunters Race on Unsplash
Saat menjalankan sebuah perusahaan, pergantian karyawan menjadi peristiwa yang tidak bisa dilewatkan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari sisi karyawan hingga perusahaan itu sendiri. Padahal, pergantian karyawan membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk melatih karyawan baru agar bisa beradaptasi di perusahaan, khususnya dalam industri perbankan. Lalu, bagaimana cara menekan pergantian karyawan di perusahaan? Simak caranya berikut ini!
Biaya pergantian karyawan di industri perbankan
Saat mengalami pergantian karyawan, yakni ketika karyawan lama memutuskan untuk resign dan perusahaan terpaksa menggantinya dengan karyawan baru, ada beberapa biaya yang harus dikeluarkan. Biaya ini diperlukan untuk melatih karyawan tersebut dengan mengikutsertakannya dalam berbagai training.
Saat mengikuti training, tentu ada pihak yang ditunjuk untuk memimpin proses tersebut dan berhak untuk memperoleh bayaran. Sementara itu, karyawan baru yang sedang menjalankan masa training biasanya juga telah mendapatkan separuh gaji dari pendapatan yang semestinya diterima.
Dari penjelasan tersebut, sudah jelas bahwa perusahaan, khususnya dalam industri perbankan, harus mengeluarkan biaya dua kali lipat, yakni untuk menggaji trainer dan para karyawan baru dengan 50 persen dari gaji tetap. Di samping itu, karyawan baru yang masih dalam tahap training juga belum tentu bisa diangkat sebagai karyawan tetap, sehingga proses ini bisa dikatakan cukup gambling.
4 Cara menekan terjadinya pergantian karyawan
Berdasarkan penjelasan di atas, terbukti bahwa pergantian karyawan justru akan membuat keuangan perusahaan bengkak. Untuk menghindari hal tersebut, ada empat cara yang bisa dilakukan perusahaan agar karyawan betah dengan sistem kerja atau kultur perusahaan sehingga tidak memutuskan resign. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Terapkan sistem kerja remote
Cara pertama yang bisa dilakukan perusahaan untuk meminimalisir pergantian karyawan adalah dengan memberlakukan sistem kerja remote atau jarak jauh. Dengan sistem seperti ini, kemungkinan pergantian karyawan yang disebabkan oleh kehamilan, perpindahan tempat tinggal, dan lainnya bisa diantisipasi.
Karyawan bisa tetap bekerja pada perusahaan yang sama saat sedang menjalani momen-momen penting dalam hidup. Di sisi lain, perusahaan tetap punya karyawan yang sudah paham dengan sistem kerjanya. Menguntungkan kedua belah pihak, bukan? Ongkos yang harus dikeluarkan untuk training jadi bisa dihemat.
Sistem kerja remote juga mungkin dilakukan di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang ini. Jika dahulu berkas-berkas harus dikelola secara manual, kini sudah banyak platform yang memungkinkan perusahaan untuk mengolah data, memantau kinerja karyawan, dan mengadakan meeting dari jarak jauh.
2. Beri pelatihan khusus
Cara kedua yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengurangi peristiwa pergantian karyawan adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus pada karyawannya. Berinvestasi kini tak hanya bisa dilakukan dengan cara membeli aset, melainkan juga dengan memberikan pelatihan pada karyawan Anda.
Saat perusahaan aktif memberikan pelatihan khusus untuk karyawannya, mereka juga akan merasa bertumbuh ketika bekerja di perusahaan Anda. Dengan demikian, karyawan akan memiliki tantangan-tantangan baru dan cenderung tidak mudah bosan, sehingga tidak ada pikiran untuk resign dari perusahaan Anda.
3. Lakukan exit interviews
Jika perusahaan Anda memiliki tingkat pergantian karyawan yang cukup tinggi, sebaiknya lakukan exit interviews. Apa itu? Exit interviews adalah wawancara yang dilangsungkan bukan untuk menerima calon karyawan baru, melainkan untuk mengetahui alasan dan penyebab mengapa karyawan Anda meninggalkan perusahaan.
Exit interviews dapat memberikan gambaran terhadap perusahaan. Anda jadi bisa mengetahui akar masalah mengapa karyawan tersebut memutuskan pindah, misalnya karena ketidakcocokan gaji. Dengan interview ini, Anda juga bisa menentukan sikap yang harus ditempuh perusahaan, misalnya dengan melakukan negosiasi ulang seputar gaji atau memperbaiki sistem kerja yang buruk dan kaku.
4. Jalin komunikasi secara inklusif
Tips terakhir yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan pergantian karyawan di perusahaan adalah dengan menjalin komunikasi inklusif. Bagaimana cara menjalin komunikasi inklusif dengan karyawan? Anda bisa mulai menerapkannya secara langsung (offline) atau dengan bantuan teknologi (online).
Komunikasi yang inklusif memungkinkan karyawan untuk dapat berdinamika bersama perusahaan, termasuk atasan dan koleganya, dengan gotong-royong. Komunikasi ini juga dapat diartikan sebagai interaksi dua arah yang berlangsung secara positif untuk sama-sama memaksimalkan potensi.
Pergantian karyawan menjadi hal yang cukup umum dialami oleh beberapa perusahaan di berbagai sektor, termasuk dalam industri perbankan. Sayangnya, pergantian karyawan membuat keuangan perusahaan menjadi amburadul karena harus mengadakan training dari awal untuk para karyawan baru, sehingga hal ini terasa kurang efektif.
Untuk mengurangi pergantian karyawan, Anda bisa menerapkan empat hal di atas, mulai dari penerapan sistem kerja remote, mengadakan pelatihan khusus sebagai bentuk investasi terhadap karyawan, melakukan exit interviews, hingga menjalin komunikasi inklusif dengan para karyawan. Semua itu bisa dilakukan apabila perusahaan Anda bersikap terbuka terhadap perubahan, khususnya dalam transformasi digital.