DTI-The-Growing-Role-of-AI-and-Big-Data-in-Healthcare

Big Data dan Peran AI di Layanan Kesehatan

Photo Credit: Marcel Scholte via Unsplash

Bidang perawatan dan kesehatan (healthcare) termasuk salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan paling cepat dalam satu dasawarsa terakhir ini. Ditambah adanya ancaman pandemic Covid-19, industri ini melonjak kian cepat. Agar selalu on track dalam memberikan layanan kesehatan, seluruh bisnis perawatan kesehatan mulai beralih ke teknologi canggih seperti AI (artificial intelligence) dan big data.

Seperti apa peran big data dan peran AI di layanan kesehatan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

AI Memerangi Penyakit Serius dengan Prediksi yang Lebih Baik

peran AI di layanan kesehatan salah satunya adalah dengan memberikan prediksi yang lebih baik untuk memerangi penyakit serius
Photo by Michelangelo Buonarroti (Pexels)

Salah satu peran big data dan peran AI di layanan kesehatan adalah kemampuan meningkatkan akurasi prediksi penyakit serius. AI kini dapat membantu para profesional kesehatan dengan menganalisis data menggunakan algoritma dan machine learning untuk memprediksi risiko penyakit. 

Penyakit serius seperti kardiovaskular, osteoporosis, hingga kanker menjadi lebih mudah terdeteksi sejak dini. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyakit sejak awal sebelum terlambat atau tersebar lebih jauh. Jika pasien sudah mengetahui risiko atas penyakit yang diprediksi, maka tindakan yang diambil selanjutnya akan menjadi lebih efektif.

Kecerdasan Buatan Terintegrasi di Area Penyakit Berat

Penyakit yang berpotensi menyebabkan kematian, atau biasa disebut penyakit berat, kini menjadi fokus AI. Berdasarkan data dan rekam medis pasien, penyakit mematikan seperti kanker, gangguan saraf, dan jantung dapat dideteksi lebih awal. Hal ini menjadi salah satu bukti peran AI yang kini benar-benar dioptimalkan oleh para pakar kesehatan.

Integrasi AI di area penyakit berat juga mencakup diagnosis dan pengobatan yang dibutuhkan pasien. Ada satu studi yang berhasil memantau perkembangan pasien berdasarkan geraknya. Berdasarkan AI, pasien ini berisiko terkena stroke. Kemudian, tahap deteksi dini mendokumentasikan seluruh gerak pasien yang akan memicu peringatan. Ketika terjadi gerak  fisik yang abnormal, maka muncul peringatan yang mengarahkan pasien untuk melakukan CT scan/MRI.

Studi tersebut kemudian membuahkan hasil. Peringatan deteksi dini stroke pada pasien tersebut terbukti akurat 87,6% dalam diagnosis dan evaluasi prognosis. Pihak tenaga kesehatan pun dapat menentukan pengobatan yang tepat dan memprediksi kemungkinan stroke yang lebih tinggi di masa depan.

Meningkatkan Kesehatan Penduduk

kesehatan penduduk yang membaik sebagai dampak dari peran AI di layanan kesehatan
Photo by A Koolshooter (Pexels)

Informasi kesehatan suatu populasi masyarakat yang berjumlah puluhan ribu jiwa kini dapat diarsipkan dalam big data. Tak hanya berfungsi sebagai arsip, big data yang diintegrasikan dengan AI dan machine learning juga dapat menunjukkan kondisi kesehatan suatu kelompok. Berdasarkan data-data tersebut, pakar kesehatan dapat menganalisis kesehatan masyarakat secara luas. Tindakan preventif seperti vaksinasi, imunisasi, dan check-up rutin pun dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kesehatan penduduk.

Penelitian obat

Dilansir dari sumber terkait, butuh waktu rata-rata sekitar 12 tahun agar obat sampai ke tangan pasien yang membutuhkan. Hanya lima dari 5.000 obat yang melalui pengujian praklinis yang bisa sampai tahap pengujian terhadap manusia. Dari tahap itu, hanya satu dari lima obat yang kemudian disetujui untuk digunakan pada manusia. Inilah yang mengakibatkan produksi obat memerlukan waktu hingga belasan tahun agar dapat dikonsumsi.

Selain membutuhkan waktu yang sangat lama, biaya penelitian obat juga memakan biaya cukup besar. Mulai dari tahap laboratorium penelitian hingga sampai ke tangan pasien, proses penelitian membutuhkan kocek sebesar US$ 359 juta. Biaya ini belum termasuk biaya produksi dan pengembangan demi memenuhi target pasar. 

Berdasarkan problematika tersebut, peran AI dalam perawatan kesehatan kemudian diarahkan dalam penelitian obat. Berkat teknologi AI, proses penelitian, penemuan, pengujian, hingga repurposing obat dapat dilaksanakan dalam kurun waktu yang lebih singkat. Hal ini sangat efisien karena dapat memotong waktu dan biaya yang diperlukan untuk memasarkan obat secara luas.

Pengobatan

Peran AI dan big data berikutnya juga berdampak pada aktivitas pengobatan pasien. Kini, tugas dokter dan perawat untuk memberikan pengobatan telah diambil alih oleh robot dengan kecerdasan buatan. Robot seperti ini telah digunakan dalam proses pengobatan pasien selama lebih dari 30 tahun. Ada robot laboratorium yang membantu penelitian, ada juga robot bedah yang lebih kompleks.

Fungsi robot bedah mampu membantu dokter ahli bedah melakukan operasi, bahkan ada juga yang bisa melakukan operasi sendiri. Kecanggihan teknologi AI seperti ini dapat membantu pekerjaan manusia sehingga lebih mudah dan efisien. Selain itu, beberapa robot juga ditempatkan di pusat rehabilitasi, fisioterapi, dan lain-lain untuk mendukung para pasien dengan kebutuhan medis jangka panjang.

Baca Juga: Kegunaan Artificial Intelligence di Industri Keuangan

AI dan big data terbukti mampu membantu prediksi penyakit utama, meningkatkan kesehatan penduduk, membantu penelitian obat, dan membantu pengobatan. Peran AI dapat membantu para ahli kesehatan untuk semakin mengoptimalkan layanan medis. Dengan penerapan yang tepat, AI dapat menjadi solusi transformasi digital yang potensial di masa depan.

1

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *