penerapan RPA di industri perbankan

Penerapan RPA dalam Industri Perbankan

Berdasarkan studi dari McKinsey, sekitar 60% pekerjaan dapat diotomatisasi dengan memakai RPA (Robotic Process Automation). Kesalahan manusia dalam sektor manusia menghasilkan 25.000 jam pengulangan pekerjaan di sektor keuangan.

Tak heran jika institusi keuangan menerapkan RPA untuk mengembangkan layanan kepada nasabah.

Penerapan RPA dalam industri perbankan menghindari pekerjaan repetitif. Sehingga dapat mengajak karyawan untuk berfokus pada tugas yang lebih krusial demi meningkatkan daya saing di industri.

Agar menunjang penerapan transformasi digital, bank mengimplementasikan RPA dengan menambahkan artificial intelligence. Hal ini memungkinkan RPA menangani proses dan beradaptasi dengan data real time.

Keuntungan menerapkan RPA di industri perbankan

Menerapkan RPA di perbankan

Melansir dari itrexgroup.com, berdasarkan McKinsey, operasi akuntansi umum memiliki potensi untuk otomatisasi di bidang keuangan. Fungsi pengembangan bisnis dapat diotomatisasi mencapai 56%.

Pasar global RPA mencatatkan nilai sebesar $1,57 miliar di tahun 2020 dan diperkirakan akan meningkat pada CAGR sebesar 32,8% dari tahun 2021 sampai 2028.

Berdasarkan Garner, 80% pimpinan di sektor keuangan memakai RPA untuk berbagai tujuan organisasi. Salah satunya dengan menerapkan RPA di industri perbankan.

Berikut ini adalah keuntungan RPA di industri perbankan.

Memungkinkan menskalakan operasi dengan mulus

Robot dapat bekerja lebih lama dan tidak perlu berhenti. Dampaknya adalah dapat mengelola lonjakan volume permintaan selama jam sibuk.

Menghemat waktu

Ketika menyiapkan aplikasi, efeknya mampu mengurangi waktu untuk mengerjakan pekerjaan tertentu sampai 90%.

Mengurangi pengeluaran

Deloitte memprediksi pemakaian RPA mampu mengurangi biaya sebesar 30%. Accenture memperkirakan penurunan biaya sebesar 80% dengan memakai robot untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu.

Meminimalisir intervensi departemen IT

Dengan memakai RPA, semua karyawan non IT dapat dilatih untuk mengelola secara mandiri. Dengan begitu intervensi dengan departemen IT dapat dikurangi.

Tidak ada biaya infrastruktur tambahan

Implementasi RPA di bidang keuangan maupun perbankan tidak memerlukan perubahan infrastruktur yang signifikan. Ini merupakan lapisan yang berada di aplikasi perbankan yang sudah ada.

Meningkatkan efisiensi karyawan

Berdasarkan studi, robot mampu bekerja lima kali lebih cepat daripada manusia. Maka, orang tidak perlu membuang waktu dan energi untuk mengerjakan tugas rutin. Keuntungan ini membuat karyawan dapat fokus pada hal produktif lainnya.

Mengurangi kesalahan manusia

RPA memiliki cara kerja yang sistematis dalam menangani tugas-tugas yang diberikan. Hal ini memberikan kualitas dengan menghilangkan kesalahan yang mungkin dilakukan karyawan pada umumnya.

Pentingnya RPA dalam industri perbankan

Mengutip dari automationedge.com, industri perbankan berurusan dengan data nasabah dalam jumlah banyak. Proses pengolahan data secara manual tidak luput dari error.

Ekstraksi data membuat operasional bank rawan terjadi kesalahan. Satu kesalahan saja dapat berpotensi pada pencurian, penipuan, hingga pencucian uang.

Memperkenalkan bot untuk proses manual dapat mengurangi biaya pemrosesan sebesar 30 sampai 70%. Berbagai proses di bank dapat diotomatisasi agar karyawan dapat mengerjakan tugas yang lebih penting.

Penerapan RPA dalam industri perbankan

Pembuatan laporan

RPA mampu mengotomatiskan berbagai tugas pelaporan yang meliputi penutupan bulanan, rekonsiliasi, dan laporan manajemen. Berdasarkan aturan kepatuhan, bank dan lembaga keuangan perlu menyiapkan laporan kinerja kepada dewan direksi.

Dokumen ini terdiri dari kumpulan data yang membosankan dan rawan kesalahan. Hadirnya RPA dapat mengumpulkan data secara efisien dari berbagai sumber, memasukan ke dalam format yang dapat dimengerti dan menhasilkan laporan bebas kesalahan.

Selain membantu membuat laporan, RPA juga membantu memproses laporan aktivitas yang mencurigakan. Alih-alih membaca dokumen panjang, petugas dapat mengandalkan software dengan kemampuan pemrosesan bahasa alami.

Sistem ini dapat mengekstraksi informasi yang diperlukan untuk mengisi ke dalam formular SAR.

Utang usaha

Menyelesaikan utang dagang akan memakan waktu karena perlu memvalidasi semua kolom data sebelum melakukan proses pembayaran. Terutama jika dilakukan secara manual. Namun masalah ini dapat diselesaikan dengan RPA dengan Optical Character Recognition (OCR) untuk mengambil alih tugas.

OCR mampu mengekstrak informasi tagihan dan meneruskan ke robot untuk validasi proses pembayaran. Apabila terjadi kesalahan, sistem akan memberi tahu kepada pegawai bank.

Mengurus KPR

Mengurus KPR adalah salah satu kasus pemakaian RPA yang paling menonjol.

Berdasarkan The Mortgage Reports, menutup pinjaman hipotek bank dapat memakan waktu 60 hari. Hal ini karena membutuhkan banyak pemeriksaan yang meliputi verifikasi pekerjaan, pemeriksaan kredit, dan berbagai inspeksi lainnya. Kesalahan kecil yang dilakukan karyawan maupun nasabah dapat memperlambat proses mengurus KPR.

RPA mampu memangkas proses pinjaman mencapai 80% sehingga menyenangkan kedua belah pihak.
Pada era Covid-19, perusahaan mencatat pendapatan produksi pinjaman mencapai 30% lebih banyak daripada industri lainnya.

Mengenal konsumen

Proses pengenalan konsumen dapat memakan waktu. Bank dapat menghabiskan 1000 jam penuh untuk melakukan proses ini dengan cara yang sesuai. Selain itu, investigasi peringatan juga memakan waktu, sementara 85% dari peringatan harian adalah positif palsu, dan 25% perlu ditinjau oleh analis senior level dua.

Memasukan RPA di bidang perbankan untuk pengenalan konsumen mampu meminimalisir kesalahan yang terjadi. Dengan demikian, dapat mengatisipasi interaksi yang kurang menyenangkan dengan pelanggan untuk menyelesaikan masalah.

Maka dari itu, RPA akan mempercepat proses onboarding pelanggan dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

Pengajuan kartu kredit

Mengajukan kartu kredit biasanya memakan waktu berminggu-minggu untuk memvalidasi informasi nasabah dan persetujuan kartu kredit. Masa tunggu yang lama ini menimbulkan ketidakpuasan pelanggan dan biaya bank.

Dengan bantuan RPA, bank dapat memproses permohonan dalam hitungan jam. RPA dapat berbicara dengan banyak sistem secara bersamaan untuk memvalidasi informasi seperti dokumen, pengecekan latar belakang, hingga pemeriksaan kredit untuk mengambil keputusan berdasarkan persetujuan atau penolakan aplikasi.

RPA menjadi salah satu teknologi yang digunakan industri perbankan. Penggunaan AI dibutuhkan untuk memeriksa data nasabah dalam jumlah besar. DTICX 2023 akan mengadakan konferensi yang membahas masa depan bank di Indonesia? Dapatkan insight transformasi digital di perbankan dengan klik tautan di bawah ini.

DTI-CX 2023 Registration

tren teknologi industri perbankan

7 Macam Tren Teknologi Industri Perbankan 2023

Tren teknologi industri perbankan mulai dirasakan oleh masyarakat, terutama pasca pandemi covid-19. Terlihat dari banyaknya layanan dan produk digital dari perbankan, terutama di Indonesia. 

Produk bank digital pun mulai dirasakan oleh masyarakat. Kemudahan pembayaran dan transaksi menjadi menyenangkan. Hanya butuh waktu singkat sehingga Anda dapat mengerjakan pekerjaan lainnya.

Industri perbankan mulai meningkatkan customer experience dengan memanfaatkan artificial intelligence. Sementara, blockchain tersambung dengan transaksi finansial streamline untuk menaikan transparansi. 

Tren teknologi industri perbankan

Mesin ATM

Berdasarkan riset dari Top Banking Technology Trends & Startup, lebih dari 1926 perusahaan menghasilkan inovasi berbasis data driven yang menaikan kemampuan pengambilan keputusan strategik dengan memberikan manfaat teknologi pada industri perbankan. 

Berdasarkan peta inovasi teknologi perbankan, menggambarkan dampak tren teknologi industri perbankan pada tahun 2023. AI memungkinkan bank untuk mengotomasi interaksi nasabah dengan chatbot. Open banking dan hyper-personalized banking memberi pengalaman konsumen yang unik.

Selain itu, blockchain dapat meningkatkan integritas sistem keuangan. Internet of things memungkinkan respons transaksi keuangan secara real time. Sementara, solusi keamanan makin melindungi sistem perbankan dari cyber crime

Teknologi imersif membawa bank ke arah metaverse dan meningkatkan interaksi dengan pelanggan. Startup menawarkan platform otomasi proses robot (RPA) untuk merampingkan proses perbankan. 

1. Artificial Intelligence

Bank memanfaatkan artificial intelligence untuk menyediakan layanan perbankan  kepada nasabah. Hal ini mampu menghemat biaya operasional dan efisiensi pekerjaan. Salah satu bentuknya adalah pemakaian chatbot untuk berinteraksi dengan nasabah.

Nantinya, chatbot memberikan informasi akun kepada pelanggan dan menyelesaikan kueri terkait. Biometrik dengan AI dapat mendeteksi kecurangan dan menaikan keamanan data nasabah. 

Algoritma machine learning dapat memberdayakan pemodelan skor kredit untuk membantu bank memberikan pinjaman. Dengan dukungan komputer untuk menyederhanakan analisis dokumen sesuai dengan orientasi pelanggan dan manajemen kepatuhan. 

Manfaat lain dari AI adalah menganalisa data keuangan untuk meningkatkan penilaian risiko dan prediksi keuangan. Nantinya mampu membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. 

2. Open Banking

Open banking adalah konsep layanan keuangan perbankan untuk berbagai data finansial pada pihak ketiga melalui API (Application Programming Interface) dan platform terbuka. Konsep ini muncul pada tahun 2010 melalui peluncuran directive Payment Services (PSD) oleh Uni Eropa. Dari sini, perbankan wajib memfasilitasi pengiriman pembayaran dari pihak ketiga lewat API. 

API memungkinkan pengembang pihak ketiga mengakses data keuangan pelanggan dengan aman tanpa mengorbankan kepatuhan data. Open banking mencakup aggregator akun yang memungkinkan pelanggan mengelola semua akun bank lewat satu platform. 

Bukan cuma itu, API dari bank memungkinkan perusahaan keuangan non perbankan mengintegrasi fungsional perbankan kedalam aplikasi layanan mereka. Selain itu, open banking memungkinkan terjadi banking-as-a service (BaaS) untuk menjangkau nasabah baru. 

3. Hyper-Personalized Banking

Pengamanan perbankan yang dipersonalisasi dapat meningkatkan retensi nasabah. Inilah mengapa bank memanfaatkan berbagai strategi seperti buy now pay later, omnichannel, dan alat penasihat keuangan dan menyesuaikan penawaran pada konsumen

Perbankan omnichannel memberi tampilan informasi keuangan terpusat pada pelanggan sembari berinteraksi melalui berbagai saluran. Dengan demikian, bank memakai AI dan machine learning merekomendasi produk keuangan secara real time.

4. Blockchain

Blockchain menyediakan catatan anti rusak dari semua transaksi keuangan dan peningkatan keamanan transaksi. Bukan cuma itu, ini mampu meningkatkan efisiensi perdagangan melalui otomatisasi transaksi dan merampingkan operasi manual berbasis kertas.

Adanya smart contract dapat mengotomatisasi transaksi keuangan dan meningkatkan kinerja kontrak keuangan. Ini dapat meniadakan kebutuhan perantara dan memungkinkan transaksi peer-to-peer (P2P). Hal ini mampu meningkatkan kecepatan dan efisiensi transaksi pada pembayaran lintas batas. 

Semantara, keuangan terdesentralisasi memanfaatkan blockchain untuk menghadirkan layanan keuangan yang mudah diakses sembari menurunkan biaya transaksi.

5. Banking of Things

Industri perbankan menerapkan IoT untuk mengumpulkan data yang efisien. Hal ini mengotomatiskan akuisisi data untuk merampingkan proses perbankan untuk merespon secara real time.

Anda dapat melihat pada mesin ATM berkemampuan IoT yang mampu mengirim peringatan untuk tingkat kasa yang rendah dan pemeliharaan tepat waktu. Kehadiran dompet digital berbasis IoT ke dalam ponsel memungkinkan nasabah melakukan transaksi. 

Perangkat IoT mengirimkan data ke pelanggan secara real time agar bank dapat mendeteksi penipuan dan kerugian. 

6. Cybersecurity

Industri keuangan memegang data nasabah dalam jumlah besar. Demi menjaga keamanan data, diperlukan infrastruktur IT untuk mengatasi kejahatan cyber

Maka dari itu, perusahaan penyedia layanan keamanan data dan manajemen kepatuhan data perlu menyesuaikan sistem perbankan. Solusi keamanan ini memungkinkan bank dapat melindungi data nasabah. 

Semakin luas alat enkripsi data mampu mengurangi resiko kebocoran data. Deteksi penipuan yang didukung AI dapat mengidentifikasi dan mencegah pencurian data dan phishing.

Perbankan juga memanfaatkan software anti-peretasan untuk melindungi jaringan yang tidak sah. Fitur ini membantu bank dalam meningkatkan deteksi dan respon ancaman. 

7. Teknologi imersif

Teknologi imersif menghadirkan customer experience yang interaktif dan personalisasi. Augmented Reality (AR) dan virtual reality (VR) mengoptimalkan interaksi antara bank dan nasabaH. 

VR memungkinkan bank melatih karyawan berbagai prosedur, produk, dan pengaturan perbankan dalam lingkungan interaktif. Teknologi ini menjadi tempat pelanggan menjelajahi lingkungan virtual. Hadirnya lingkungan virtual membuat bank mampu merampingkan proses pengajuan pinjaman.

Adanya bank metaverse memungkinkan pelanggan berinteraksi di lingkungan virtual. Dengan memanfaatkan teknologi imersif, memastikan customer experience makin menarik untuk kepuasan dan loyalitas nasabah.

daftar bank digital infonesia

10 Daftar Bank Digital Indonesia yang Dapat Anda Gunakan

Bank digital Indonesia hadir untuk membantu sistem perbankan yang aman, mudah, efektif, dan praktis. Sesuai namanya, transaksi dilakukan secara online melalui perangkat PC, laptop, maupun smartphone.

Tahun 2020, pasar global bank digital mencapai $12,1 miliar pada tahun 2020, berdasarkan Global Industry Analysts Inc.

Proyeksi ini dapat tumbuh sampai $30,1 miliar pada tahun 2026 dengan CAGR 15,7%. Perkiraan segmen perbankan retail mengalami pertumbuhan CAGR 14,3% yang bernilai $14,3 miliar. 

Manfaat layanan bank digital

Layanan bank digital
Layanan bank digital

Layanan bank digital memiliki manfaat yang dirasakan oleh institusi bank, antara lain

Meningkatkan ketangkasan operasional

Skalabilitas bisnis dapat meningkat dengan dana operasional menggunakan sistem operasi. 

Memperluas pangsa pasar

Perusahaan mampu menjangkau banyak kalangan, tanpa harus menyediakan kantor fisik sebagai representasi.

Memanfaatkan ekosistem digital

Konsep open banking memungkinkan pelaku bank digital terhubung dengan berbagai layanan untuk memberikan value kepada konsumen. 

Sebagai bentuk dari penerapan transformasi digital

Dengan menghadirkan fitur perbankan digital, institusi bank menunjukan dirinya telah melakukan transformasi digital. Nasabah makin dimudahkan untuk transaksi, tarik tunai, dan memudahkan pengecekan keuangan.

Registrasi bank digital dapat dilakukan di mana saja, bebas biaya admin, dan dapat menarik uang tanpa kartu. Namun, Anda membutuhkan koneksi internet agar dapat menggunakan bank digital.

Daftar bank digital Indonesia

Sekarang ini, sudah banyak pemain bank digital Indonesia yang menawarkan berbagai program. Dan berikut ini adalah daftar bank digital yang beroperasi di Indonesia.

1. Bank Jago

Bank Jago adalah produk dari PT Bank Jago Tbk. Yang berdiri pada 1 Mei 1992. Bank jago mendapatkan izin operasi pada 10 Juli 1992.

Mulanya, Bank Jago bernama PT Bank Artoz Indonesia yang melakukan praktik perbankan pada 12 Desember 1992. Setelah 30 tahun beroperasi, PT Bank Artoz Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Jago Tbk. Kemudian meluncurkan Bank Jago sebagai bank digital.

2. Blu 

Blu adalah produk bank digital dari Pt Bank Digital BCA, anak perusahaan PT Bank Central Asia Tbk. Bank digital ini diluncurkan pada Juli 2021. 

Blu menjadi bank digital terbaik Indonesia 2022. Hal ini karena tampilan BLU BCA sangat user friendly, fitur lengkap, dan produknya sesuai dengan kebutuhan masa kini. 

3. Jenius

Jenius merupakan produk bank digital dari Bank BTPN. Aplikasi digital ini sudah diluncurkan pada tahun 2016. Yang menarik dari Jenius adalah strategi pemasaran yang tersebar di tempat umum. 

Jenius terkoneksi dengan sistem pembayaran internasional. Dengan begitu, Anda dapat melakukan transaksi internasional langsung melalui aplikasi.

4. Livin

Livin merupakan bank digital Indonesia dari Bank Mandiri. Munculnya Livin memudahkan nasabah melakukan transaksi. Selain itu, nasabah dapat menyimpan uang dan menabung deposito dalam satu tempat.

Terdapat Riwayat transaksi, rekap keuangan untuk mengecek transaksi yang sudah Anda lakukan. 

5. Neo Bank

Neo bank adalah bank digital yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi dari mana saja. Transaksi Neo bank dapat dilakukan dari rumah.

Walaupun berbasis online, Neo Bank tetap menjaga data nasabahnya sehingga aman untuk digunakan. Neo Bank merupakan produk bank digital dari PT Bank Neo Commerce Tbk.

6. Allo Bank

Allo Bank dari PT Allo Bank Indonesia Tbk adalah bank digital yang rilis pada tahun 2022. Dahulu, Allo Bank masih bernama Bank Harda Indonesia sebelum diakuisisi Chairul Tanjung. 

Allo Bank sempat mencuri perhatian dengan membuat Allo Bank Festival 2022 pada tanggal 20-22 Mei 2022 lalu. Ajang ini pun merupakan bentuk promosi dari Allo Bank.

7. Line Bank

Line Bank adalah salah satu bank digital Indonesia yang rilis pada 10 Juni 2021. Bank digital ini adalah hasil akuisisi dari Line Corporation. 

Dulunya merupakan aplikasi chatting, sekarang Line menghadirkan layanan perbankan digital untuk generasi muda. Uniknya, Line Bank tidak mematok biaya bulanan bagi nasabah.

8. Motion Banking

MNC telah memiliki izin menjadi bank digital melalui Motion Banking. Layanan bank digital sudah beroperasi sejak Mei 2021. MNC Bank adalah produk dari PT MNC Kapital Indonesia Tbk, anak perusahaan PT Bank MNC Internasional Tbk. 

Motion Banking memiliki fitur untuk kemudahan nasabah dalam transaksi online. Salah satunya adalah fitur full biometric digital onboarding yang dapat melakukan verifikasi menggunakan sidik jari dan pengenalan wajah. Dengan ini, nasabah dapat login memakai sidik jari atau pengenalan wajah.

Selain itu, fitur dompet digital hadir untuk transaksi cashless. E-wallet dari Motion mampu melakukan top up, pembayaran, dan transfer, terutama untuk produk MNC. 

9. Bank Raya

Bank Raya adalah bank digital dari anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia. Dahulu Bank Raya bernama Bank Argo. Hingga pada tahun 2021, perusahaan ini berganti nama menjadi Bank Raya. 

Sama halnya dengan bank konvensional, bank Raya menawarkan layanan simpanan dan pinjaman bagi nasabahnya. Dan menjadikan sebagai perusahaan pertama yang mempercepat pencairan pinjaman digital melalui produk pinjaman digital full-service pertama (Pinang).

10. D-Save

D-Save by Bank Danamon adalah salah satu produk perbankan digital besutan Bank Danamon. Salah satu fiturnya adalah Tarik tunai tanpa kartu ATM.

D-Save memiliki suku bunga yang menarik bagi nasabahnya. Dengan setoran awal Rp 0, D-Save by Danamon memiliki fitur bebas biaya ATM, Bebas biaya kartu, dan bebas biaya admin. 

Masih banyak bank digital Indonesia lainnya yang meliputi

  • Wokee
  • BNC Digital
  • TMRW by UOB
  • PermataME
  • DigiBank

Kehadiran bank digital diharapkan dapat memperlancar semua transaksi keuangan, aman, dan dapat dilakukan dari masa saja. Namun, tetap menjaga diri dari ancaman penipuan digital dengan mengetahui cara mengatasi cyber crime

Temukan insight lainnya terkait transformasi digital dalam bidang keuangan dalam DTI-CX pada 26-27 July. Informasi lengkapnya klik tautan di sini.