Jakarta, Oktober 2025 – Dalam pelaksanaan Digital Transformation Indonesia Conference & Expo (DTI-CX) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), tim DTI berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Bondan Widiawan, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Sebagai salah satu key speaker di sesi konferensi Cybersecurity Session, Bondan menyoroti pentingnya sinergi nasional dalam memperkuat sistem pertahanan siber Indonesia di tengah percepatan transformasi digital.
Bondan menjelaskan bahwa ancaman siber yang meningkat dari tahun ke tahun telah menjadi tantangan serius bagi sektor publik dan industri. “Ancaman siber kini bukan hanya menyerang sistem, tetapi juga kepercayaan publik terhadap layanan digital. Oleh karena itu, penguatan kolaborasi menjadi keharusan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa sektor pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat perlu bersatu dalam membangun kesadaran dan kapabilitas keamanan siber secara menyeluruh.
Sebagai lembaga yang berperan dalam menjaga keamanan digital nasional, BSSN terus berupaya meningkatkan kesiapan Indonesia melalui penguatan kebijakan, edukasi publik, serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang siber. “Kami mendorong ekosistem keamanan digital yang lebih matang dengan memperkuat kolaborasi strategis lintas sektor. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga pada kesiapan dan budaya keamanan yang perlu dibangun dari hulu hingga hilir,” tambah Bondan.
Dalam kesempatan tersebut, Bondan juga menyoroti pentingnya forum seperti DTI-CX, yang menjadi wadah kolaboratif antara pelaku industri teknologi, regulator, dan lembaga publik. “DTI-CX adalah contoh nyata bagaimana sebuah platform dapat mempertemukan semua pemangku kepentingan untuk berdialog, berbagi pengetahuan, dan merumuskan langkah nyata dalam memperkuat ketahanan digital nasional,” tuturnya.
Selama sesi konferensi, Bondan juga berbagi pandangan tentang kebutuhan penguatan koordinasi antar lembaga dalam menangani insiden siber. Menurutnya, sinergi antarlembaga merupakan fondasi penting agar Indonesia tidak hanya reaktif terhadap serangan, tetapi juga proaktif dalam membangun sistem keamanan siber yang berkelanjutan. “Kami percaya bahwa strategi kolaboratif dan berbagi peran akan menjadi kunci menghadapi tantangan yang semakin kompleks di dunia digital,” jelasnya.
DTI-CX 2025 menjadi salah satu forum terbesar di Indonesia yang mempertemukan lebih dari 10.000 profesional industri dan 300 pembicara terkemuka, termasuk pemimpin dari sektor teknologi, telekomunikasi, perbankan, manufaktur, dan pemerintahan. Kehadiran BSSN di forum ini memperkuat pesan bahwa keamanan siber adalah fondasi utama bagi keberlanjutan transformasi digital nasional.
Menutup wawancara, Bondan menyampaikan pesan optimistis bagi seluruh pelaku industri dan masyarakat digital, “Keamanan siber adalah tanggung jawab bersama. Mari kita tingkatkan kesadaran dan kesiapan menghadapi tantangan siber demi masa depan digital Indonesia yang lebih kuat, aman, dan terpercaya.”
Menuju DTI 2026: Fokus Lebih Kuat pada Keamanan Siber
Melanjutkan keberhasilan tahun ini, Digital Transformation Indonesia (DTI 2026) akan menghadirkan fokus yang lebih spesifik terhadap isu-isu keamanan siber, termasuk sesi konferensi tematik dan fitur pameran khusus di bawah Cybersecurity Zone. Forum ini dirancang untuk mempertemukan regulator, penyedia solusi keamanan digital, dan pelaku industri dalam membahas tantangan, inovasi, serta kebijakan terkini di bidang keamanan siber nasional.
Sebagai kelanjutan kolaborasi antara pemerintah dan industri, DTI 2026 akan hadir sebagai panggung strategis bagi penguatan kapabilitas siber Indonesia menuju ekosistem digital yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Untuk menyimak wawancara selengkapnya bersama Bondan Widiawan, kunjungi kanal YouTube resmi Digital Transformation Indonesia: