Jakarta, November 2025 – Ekosistem digital Indonesia terus berkembang pesat, mendorong kebutuhan akan infrastruktur pendukung yang andal, termasuk sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning). Sistem ini berperan penting dalam menjaga ketahanan dan kinerja perangkat digital, khususnya di fasilitas data center yang menjadi fondasi utama ekonomi digital modern.
Dalam kesempatan ini, tim kami melakukan wawancara eksklusif dengan Herlin Herlianika, Presiden ASHRAE Indonesia Chapter, untuk membahas bagaimana perkembangan ekosistem digital Indonesia memengaruhi evolusi teknologi HVAC.
Herlin menegaskan bahwa pertumbuhan industri digital tidak dapat dipisahkan dari peningkatan kebutuhan data center—yang sebagian besar konsumsi energinya digunakan untuk pendinginan.
“Perkembangan industri digital akan berdampak langsung pada pasar industri pendingin. Sistem pendingin sangat dibutuhkan untuk mendukung computing system di data center. Karena itu, ketika industri digital tumbuh pesat, industri pendingin juga harus bertransformasi menuju sustainable cooling untuk data center,” jelasnya.
Namun, pertumbuhan tersebut turut menghadirkan tantangan baru. Salah satunya adalah tingginya konsumsi energi pada sistem pendingin data center.
“Tantangan utamanya ada pada pendingin, karena sistem ini memakan energi yang sangat besar. Bila kita ingin mencapai efisiensi energi yang lebih baik, biasanya investasi awal harus lebih tinggi. Namun jika perusahaan mengikuti guideline serta memilih sistem pendingin yang tepat, payback period bisa lebih cepat berkat peningkatan efisiensi yang signifikan,” tambah Herlin.
Dalam acara DTI-CX, ASHRAE melihat peluang besar untuk berkolaborasi dan bertukar pemikiran dengan berbagai pemangku kepentingan dari beragam sektor industri.
“Konferensi seperti ini sangat tepat. ASHRAE dengan senang hati hadir karena kami bisa bertukar pandangan tentang bagaimana kita dapat meningkatkan ekosistem digital,” ujar Herlin saat ditanya mengenai peran ASHRAE dalam mendorong kolaborasi industri di bidang teknologi HVAC.
Menanggapi integrasi IoT dan AI dalam pengelolaan sistem bangunan, Herlin menjelaskan bahwa ASHRAE telah memiliki standar dan panduan yang digunakan untuk merancang fasilitas pendingin modern. Setiap jenis fasilitas digital—mulai dari data center, fasilitas publik, hingga server office—memiliki parameter desain berbeda yang harus dipahami oleh konsultan maupun pengguna.
“Tergantung industrinya apa, dan kondisi daerahnya seperti apa—konsultan dan pengguna harus memahami parameter yang sesuai. Selain efisiensi energi, kita juga harus memperhatikan aspek reliability. Pendinginan yang rendah belum tentu menghasilkan performa komputasi yang baik,” jelas Herlin.
Menutup sesi wawancara, Herlin menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan DTI-CX.
“Terus terang ini pertama kali saya datang, dan saya cukup kaget dengan besarnya antusiasme masyarakat di sini. Sesi konferensinya diisi pembicara lintas sektor dengan diskusi yang sangat fruitful. Berbagai lapisan masyarakat dapat memperoleh insight lengkap tentang industri digital. Ini sangat baik bagi Indonesia dalam membangun ekosistem bisnis digital yang semakin matang,” ujar Herlin.
Melanjutkan keberhasilan tahun ini, DTI 2026 akan kembali diselenggarakan pada 5–6 Agustus 2026 di JICC Senayan. Edisi berikutnya akan mengulas lebih dalam perkembangan industri pendingin data center dari berbagai perspektif, serta keterkaitannya dengan para pelaku utama industri digital.
Untuk menyimak keseluruhan sesi interview kami, silahkan kunjungi kanal youtube Digital Transformation Indonesia pada tautan berikut:

