Indonesia tengah berada di tengah era digital yang penuh dengan potensi dan tantangan. Untuk memanfaatkan potensi tersebut dan mengatasi tantangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memprakarsai konsep Visi Indonesia Digital (VID) 2030 dan 2045.
Konsep ini menjadi pedoman kebijakan dan strategi yang akan membimbing perkembangan pembangunan digital nasional. Serta menjadi acuan dalam perancangan RPJPN 2025–2045 dan RPJMN 2025–2029.
Mengarahkan Indonesia ke Era Digital
Tujuan utama dari Visi Indonesia Digital adalah membentuk masyarakat dan ekonomi digital yang berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan.
Ada empat pilar utama yang mendasari visi ini: infrastruktur digital, pemerintah digital, ekonomi digital, dan sumber daya manusia (SDM) digital. Melalui integrasi keempat pilar ini, Indonesia berharap menjadi negara yang unggul dalam arena transformasi digital global.
Infrastruktur Digital: Fondasi Perubahan
Pilar pertama, infrastruktur digital, menjadi fondasi yang sangat penting dalam mewujudkan Visi Indonesia Digital. Prioritas utama adalah pengembangan dan pemerataan infrastruktur TIK yang tangguh dan terjangkau.
Upaya-upaya penting dalam hal ini termasuk peningkatan akses dan kecepatan internet, pengembangan jaringan giga, dan pengoptimalan teknologi broadband. Semua ini memiliki tujuan untuk memastikan konektivitas yang cepat dan handal di seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintah Digital: Penggerak Perubahan
Pilar kedua, pemerintah digital, berfungsi sebagai motor penggerak transformasi digital di semua sektor. Pemerintah diharapkan menjadi pionir dalam men layanan publik yang efisien, transparan, dan terintegrasi secara digital.
Langkah-langkah penting dalam mewujudkan hal ini termasuk implementasi e-government, digitalisasi administrasi publik, dan pembentukan kebijakan yang mendukung inovasi teknologi. Pemerintah juga perlu membina lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan startup dan inovasi digital.
Ekonomi Digital: Pilar Kekuatan Baru
Pilar ketiga, ekonomi digital, berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di era digital. Visi ini menargetkan Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.
Untuk mewujudkan hal ini, sektor industri diharapkan meningkatkan adopsi teknologi digital. Ini meliputi pengembangan ekosistem startup yang kuat, serta transformasi digital di berbagai sektor lain seperti pertanian, pariwisata, manufaktur juga menjadi fokus utama.
SDM Digital: Pilar Penggerak Perubahan
Pilar keempat, SDM digital, menjadi kunci dalam mewujudkan Visi Indonesia Digital. Pengembangan keterampilan digital, peningkatan literasi digital, dan pemenuhan kebutuhan SDM yang berkualitas dalam bidang TIK menjadi prioritas.
Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan bakat dalam teknologi digital harus didorong secara menyeluruh. Hal ini dapat dimulai dari tingkat sekolah hingga dunia kerja.
Langkah Strategis Menuju Visi Indonesia Digital
Mewujudkan Visi Indonesia Digital membutuhkan strategi yang komprehensif dan mendalam. Untuk itu, diperlukan empat langkah strategis berdasarkan pada model Strategic Alignment dari Henderson dan Venkatraman (1993). Model ini menekankan pentingnya penyesuaian strategi, struktur, dan operasional antara aspek bisnis dan teknologi.
1. Penyusunan Kebijakan Progresif
Langkah pertama adalah menyusun kebijakan yang mendukung pengembangan infrastruktur digital yang merata dan terjangkau. Kebijakan ini harus diarahkan untuk menciptakan iklim investasi yang baik dan menghilangkan hambatan dalam pengembangan infrastruktur digital.
Kebijakan yang progresif berperan dalam menarik investor dan mendorong kompetisi sehat. Sehingga, dapat menghasilkan jaringan digital yang berkualitas dan terjangkau.
2. Investasi dalam Peningkatan Literasi Digital dan Pelatihan
Langkah kedua, berdasarkan pilar ‘Keterampilan dan Kualifikasi’ dalam model Strategic Alignment, adalah investasi dalam peningkatan literasi digital dan pelatihan. Hal ini penting untuk mempersiapkan SDM digital yang handal dan adaptif.
Peningkatan literasi digital perlu melibatkan semua lapisan masyarakat. Bentuk dari peningkatan literasi digital mencakup keterampilan penggunaan komputer, internet, dan aplikasi digital. Selain itu, pelatihan keterampilan digital lanjutan dilakukan untuk mempersiapkan tenaga kerja di era digital.
3. Menciptakan Lingkungan Bisnis yang Kondusif bagi Inovasi dan Pertumbuhan Industri Digital
Langkah ketiga adalah menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi pertumbuhan industri digital. Dalam konteks model Strategic Alignment, hal ini berkaitan dengan penyesuaian antara strategi bisnis dan strategi IT.
Pemerintah perlu bekerja sama dengan sektor swasta untuk mendorong inovasi. Bentuk kerja sama tersebut dapat melalui insentif pajak untuk penelitian dan pengembangan, regulasi yang mendukung pertumbuhan startup digital, dan kebijakan yang mendorong adopsi digital di sektor bisnis tradisional.
4. Meningkatkan Kolaborasi antara Pemerintah, Industri, Akademisi, dan Masyarakat Sipil
Langkah keempat adalah memperkuat kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat sipil. Menurut model Strategic Alignment, penyesuaian antara infrastruktur dan proses bisnis dengan infrastruktur dan proses IT sangat penting.
Dalam konteks ini, kolaborasi dapat memastikan bahwa infrastruktur digital yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Begitu juga sebaliknya, bahwa bisnis dapat mengoptimalkan manfaat dari infrastruktur digital yang ada.