Telemedicine menjadi salah satu bentuk transformasi digital di Indonesia untuk industri healthcare

Pandangan SehatQ terhadap Transformasi Digital di Indonesia

Photo by Anna Shvets (Pexels)

Transformasi digital tengah dilakukan oleh berbagai organisasi maupun perusahaan di Indonesia, baik dari sektor publik maupun swasta. Bank DKI misalnya. Amirul Wicaksono, Direktur Teknologi & Operasional Bank DKI, menyatakan bahwa mengiringi momentum HUT ke-495 tahun DKI Jakarta, Bank DKI terus aktif melakukan inovasi digital dengan mentransformasikan layanan product centric menjadi customer centric.

Sementara kesuksesan transformasi digital juga terlihat pada PT PLN (Persero) yang menerima penghargaan Marketeers Omni Brands of the Year 2022. Menurut Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero), penghargaan yang diterima ini adalah bentuk keberhasilan dari upaya PLN mengubah layanannya menjadi digital.

Perhatian akan transformasi digital juga diberikan oleh SehatQ, salah satu aplikasi digital health management terbaik di Indonesia. Melalui wawancara bersama Jullian Gafar, Head of Engineering SehatQ, Jullian menjelaskan pandangannya mengenai bagaimana transformasi digital berjalan di Indonesia, serta bagaimana SehatQ bergerak di dalamnya.

Pembeda Bisnis yang Survive dan Gagal

pandangan sehatq terhadap transformasi digital di Indonesia
Jullian Gafar, Head of Engineering SehatQ

Bagi Jullian, transformasi digital adalah perjalanan penting yang harus dilakukan oleh setiap organisasi ataupun perusahaan, apalagi era setelah pandemi COVID-19 terjadi. Bahkan baginya, transformasi digital telah menjadi pembeda antara bisnis yang survive dengan yang gagal.

“Pandemi mempercepat semuanya. Dari yang tadinya masih bisa pelan-pelan, tetapi dengan adanya pandemi, saya bilang perusahaan-perusahaan jadi harus digital,” buka Jullian. 

Begitu pun dari sisi manpower. Menurut Jullian, Sumber Daya Manusia (SDM) yang melek digital akan terlihat lebih menarik ketimbang yang tidak. “Saat ini untuk menjadi digital adalah sebuah keniscayaan. Kalau nggak digital, jadi susah survive. Digital adalah matter of survival kalau menurut saya,” Jullian melanjutkan.

Infrastruktur Tidak Jadi Kendala Bertransformasi Digital

Jullian cukup percaya diri dengan kesiapan infrastruktur Indonesia dalam menyukseskan transformasi digital. Baginya, infrastruktur yang sudah ada saat ini sudah cukup menunjang layanan SehatQ, salah satunya adalah layanan teleconsulting

“Walaupun infrastrukturnya masih bisa terus dibuat lebih maksimal, tetapi saya rasa infrastruktur sudah bukan menjadi alasan lagi untuk sebuah industri tidak go digital,” jelas Jullian.

Infrastruktur dari segi internet saja misalnya. Dengan kualitas internet Indonesia saat ini, SehatQ sudah bisa memberikan pelayanan kesehatan di daerah-daerah yang masih sedikit memiliki klinik kesehatan. 

“Jika bicara infrastruktur, can it be better? Of course. Can it be improved? Banyak sekali yang bisa di-improve. Tetapi justru kita melihat kekurangan infrastruktur itu bukannya halangan tetapi opportunity. Terutama dari industri kita, ya, dari sisi healthcare,” ujar Jullian.

We’re in the Right Direction 

Adanya hasil kajian Google, Temasek, Bain & Company (2021) yang menunjukkan nilai investasi ekonomi digital Indonesia selama triwulan I tahun 2021 menjadi yang terbesar di Asia Tenggara (bahkan melampaui Singapura) dirasa Jullian sebagai indikasi bahwa bisnis digital di Indonesia bergerak ke arah yang benar.

“Modal itu kan aset terbesar untuk membangun sebuah startup, maka secara umum ini bukti bahwa Indonesia sudah tidak bicara soal potensi yang besar, tetapi sudah proven bahwa bisnis digital di Indonesia bisa sangat menguntungkan bila dijalankan dengan benar dan berkesinambungan,” jelas Jullian. 

SehatQ termasuk yang beruntung perihal modal karena merupakan bagian dari grup besar Sinar Mas. “Namun misalnya kami mendapat pendanaan dari luar grup, itu menunjukkan bahwa bisnis model kami itu proven, dan we’re going in the right direction. Kalau capital datang, artinya we’re doing the right things,” cerita Jullian.

Kultur Digital itu Lebih Krusial

Photo by Karolina Grabowska (Pexels)

Sejak Jullian masih menjabat sebagai VP Digital Strategic di perusahaan sebelum SehatQ, beberapa kali ia diminta saran tidak formal mengenai bagaimana menjalankan transformasi digital di sebuah perusahaan atau organisasi. Baginya dalam melakukan hal tersebut, langkah pertama yang paling penting adalah mengetahui “why”.

“Kenapa dari sisi Anda, Anda merasa perlu (transformasi digital)? Itu dulu. Start with the “why”. Sesudah itu baru kita figure out how-nya dan what and when,” jelas Jullian.

Namun lebih lanjut, Jullian mengingatkan bahwa yang tidak kalah krusial adalah perubahan kultur di dalam sebuah perusahaan untuk menjadi lebih digital. Adanya perubahan teknologi itu baik, namun perubahan kultural untuk mengadopsi pola pikir yang timbul karena terfasilitasi oleh teknologi itu memberikan hasil yang lebih signifikan.

“Pengambilan keputusan misalnya. Hal ini bisa menjadi lebih cepat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Things need to move faster,” ujar Jullian.

Komitmen SehatQ Memberikan Layanan Terbaik

Bagi Jullian, tidak ada kata berhenti untuk memperbaiki layanan sebuah bisnis. Begitupun untuk SehatQ. Sekalipun layanan SehatQ telah dinilai Jullian berfungsi cukup baik, tetapi ia tetap berusaha melakukan improvement di setiap detail. 

“Untuk kalangan retail, ada banyak feedback yang kita dapat semasa pandemi untuk meng-improve layanan telemedicine, chat dokter, hingga pengiriman resep. Produk-produk kami cukup baik, tapi we just need to improve them,” jelas Jullian.

Selain memperbaiki layanan, Jullian juga menyatakan bahwa SehatQ akan terus berupaya melakukan transformasi digital dalam perusahaan agar dapat memberikan solusi terbaik bagi end user mereka, baik dari sisi korporat maupun retail.

Di sesi akhir wawancara Jullian kembali mengingatkan untuk jangan terjebak menunggu segala hal sempurna terlebih dahulu untuk mulai bertransformasi digital, baik itu dari segi infrastruktur atau hal lainnya. “Unicorn-unicorn yang ada di Indonesia tidak nunggu kok infrastrukturnya jadi perfect, dan tidak akan perfect. Kalo infrastruktur sudah perfect kan artinya tidak ada improvement lagi yg akan ada,” tegas Jullian.

Jullian juga menambahkan jika secara organisasi atau perusahaan masih belum familiar dengan transformasi digital apa yang sebaiknya lakukan, maka datanglah ke sebuah trade expo untuk mencari ide. 

“Saya rasa datang ke expo sangat penting, terutama bagi perusahaan yang non digital native, untuk lebih mengenal what’s the potential solution provider yang ada dan what are other companies doing in my industry,” jelas Jullian.

***

Digital Transformation Indonesia akan menyelenggarakan Digital Transformation Indonesia Conference & Expo (DTI-CX) pada 3-4 Agustus 2022 di JCC Senayan.

DTI-CX adalah sebuah kegiatan expo dan konferensi yang diinisiasi oleh PT AdHouse Clarion Events (ACE) dan bertujuan untuk mempertemukan perusahaan-perusahaan, BUMN, dan pemerintah yang sedang mencari mitra teknologi untuk membantu dan menjalankan transformasi digital, baik dalam hal transformasi sumber daya manusia, transformasi bisnis, hingga transformasi data, dengan solusi yang paling sesuai.

4

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *