pembayaran non tunai

Menuju Era Pembayaran Tanpa Uang Tunai: Tren dan Tantangan Pembayaran Digital di Indonesia

Indonesia sedang mengalami pergeseran cepat menuju pembayaran digital. Sistem transaksi digital makin populer dengan hadirnya e-wallet, uang elektronik, dan bank digital.

Hal ini didorong oleh tingkat penetrasi internet dan smartphone yang tinggi serta aplikasi e-commerce dan ride-hailing. Meski mengalami kemajuan yang signifikan, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam menghadapi masyarakat tanpa uang tunai.

Pembayaran digital di Indonesia mencapai 63,6 miliar

Pembayaran digital

Menurut Statista, industri pembayaran digital di Indonesia menghasilkan pendapatan sebesar 63,6 miliar dolar AS pada tahun 2021. Diperkirakan akan mencapai 124,42 miliar dolar AS pada tahun 2027.

Jumlah pengguna pembayaran digital di Indonesia juga diharapkan meningkat dari 158,7 juta pengguna pada tahun 2021 menjadi 247,26 juta pengguna pada tahun 2027.

E-wallet dan uang elektronik adalah metode pembayaran digital paling populer di Indonesia. Lebih dari 48 sistem e-wallet dengan lisensi dioperasikan oleh perusahaan domestik. Penggunaan dompet seluler juga semakin meningkat. Sebanyak 26 persen dari populasi Indonesia memiliki dompet seluler pada tahun 2020. Angka ini diharapkan akan meningkat menjadi 77 persen pada tahun 2025.

Kelebihan pembayaran tanpa uang tunai

Pembayaran dengan menggunakan barcode

E-wallet dan uang elektronik sangat populer di Indonesia karena pendaftarannya tidak memerlukan rekening bank atau kartu kredit. Kemudahan ini salah satu alasan di balik popularitas mereka. Ini berarti bahwa orang Indonesia yang tidak memiliki rekening bank dapat dengan mudah menggunakan platform pembayaran digital.

Selain itu, aplikasi e-wallet menawarkan pengembalian uang tunai instan dan bonus poin. Sehingga menjadikannya metode pembayaran tanpa uang tunai yang menarik bagi konsumen.

Mayoritas masyarakat indonesia tidak memilliki rekening bank

Uang tunai

Uang tunai masih banyak digunakan di Indonesia walaupun pembayaran digital pun meningkat. Setengah dari populasi Indonesia belum memiliki rekening bank.

Menurut survei konsumen pada tahun 2020, responden Indonesia dari semua usia masih lebih suka menggunakan metode pembayaran tradisional untuk bertransaksi.

Pengambilan pengguna pembayaran digital diharapkan akan terus berlanjut seiring dengan e-commerce dan pembayaran seluler tumbuh lebih dari 45 persen dan 18 persen, masing-masing, pada tahun 2027.

Untuk menjadi masyarakat tanpa uang tunai, Indonesia perlu meningkatkan promosi literasi keuangan digital serta memperluas akses layanan keuangan.

Pembangunan infrastruktur keuangan digital dan keamanan data

Sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 dan Gerakan Non-Tunai Nasional (GNNT), digitalisasi pembayaran dan pembayaran lintas batas menjadi agenda prioritas.

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan infrastruktur pembayaran digital nasional BI-FAST untuk mempercepat pembayaran ritel secara real time. Dengan mempercepat lanskap pembayaran digitalnya, Indonesia bertujuan menjadi masyarakat tanpa uang tunai dengan memiliki tata kelola keuangan yang lebih kuat.

Tantangan pembayaran digital di Indonesia

Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah masalah keamanan siber dan privasi data.

Penggunaan platform pembayaran digital yang semakin meningkat telah menimbulkan kekhawatiran keamanan informasi pribadi dan transaksi keuangan. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengembangkan kebijakan dan regulasi keamanan siber untuk melindungi data konsumen.

Tantangan lainnya adalah perlunya meningkatkan inklusi keuangan dan memperluas akses ke layanan keuangan.

Meskipun popularitas e-wallet dan uang elektronik semakin meningkat, masih banyak orang Indonesia yang belum memiliki akses layanan keuangan formal. Indonesia perlu fokus pada pengembangan produk dan layanan keuangan yang mudah diakses sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pergeseran cepat Indonesia menuju pembayaran digital memberikan peluang yang signifikan bagi negara untuk memodernisasi sistem keuangannya, mempromosikan inklusi keuangan, dan menjadi masyarakat tanpa uang tunai.

Untuk mewujudkannya, Indonesia harus mengatasi tantangan terkait keamanan siber, privasi data, dan inklusi keuangan. Dengan begitu, Indonesia dapat memanfaatkan potensi penuh industri pembayaran digitalnya dan pertumbuhan ekonomi negara.

1

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *