cloud computing

Penyebab Organisasi Kesulitan Dalam Menerapkan Multi Cloud | Gilland Cardindo – Business Director CloudMile

Multi Cloud adalah pemakaian dua atau lebih cloud berbeda untuk menjalankan aplikasi. Seringkali penerapan dari multi cloud menggabungkan dari public cloud dan private cloud dari provider yang berbeda.

Tujuan utama dari multi cloud memberikan fleksibilitas untuk mengoperasikan lingkungan komputasi untuk tiap beban kerja. Hanya saja penerapannya saat ini masih menjadi kendala.

Berdasarkan riset dari VMWare, 70% perusahaan di Asia Pasific sudah menerapkan operasional multi cloud, namun hanya 38% yang mampu merumuskan strategi secara utuh.

Apa penyebab perusahaan kesulitan menerapkan strategi multi cloud. Ulasan ini akan dijabarkan oleh Gilland Cardindo – Business Director CloudMile.

Hanya beberapa perusahaan yang berhasil mengadopsi multi cloud

Ilustrasi pemakai cloud di berbagai belahan negara

Multi cloud adalah strategi perusahaan memakai dua atau lebih provider cloud. Tujuannya untuk distribusi data, aplikasi, serta kebutuhan pekerjaan. Perusahaan mendapatkan fleksibilitas, aksesibilitas, dan fitur yang berbeda-beda.

Perusahaan perlu melakukan risiko mitigasi, menghadapi dua cloud yang berbeda. Setiap cloud memiliki interface dan sistem yang tidak sama. Konektivitas port tidak sama. Maka dari itu, butuh konsultasi untuk penerapan sistem multi cloud.

Dari sisi manajemen, perusahaan seringkali terkendala dalam memanage dua cloud yang berbeda. Terdapat perbedaan biaya yang menjadi pertimbangan tersendiri oleh suatu organisasi. Bisa jadi satu provider cloud harganya lebih murah, semenatra provider lainnya jauh lebih mahal. Itu tidak bisa dilepaskan dari fitur dan spesifikasi yang ditawarkan.

Data dan aplikasi setiap cloud yang tidak bisa berkomunikasi terjadi disintegration. Proses integrasi memperhatikan platform, perencanaan, desain, serta mengimplementasikan untuk menerapkan strategi multi cloud.

Keamanan data menjadi hal krusial. Konsumen sering berasumsi bahwa sistem keamanan dalam multi cloud sudah terpenuhi. Nyatanya, untuk mengatur multi cloud membutuhkan effort yang lebih besar dengan best practice yang ada.

Kompleksitas menjadi tantangan tersendiri

Melakukan integrasi dan instalasi secara mandiri seringkali menyusahkan perusahaan karena tidak ada pihak ketiga yang memberi konsultasi.

Umumnya, provider cloud menyediakan partner konsultasi untuk perusahaan sebelum melakukan instalasi multi cloud agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Pemahaman tentang multi cloud

pemakian cloud

Organisasi memiliki suatu tujuan akhir untuk melakukan multi cloud. Kebutuhan perusahaan menjadi pertimbangan penting untuk memasang multi cloud.

Orkestrasi, data transfer, mengatur cost, data, dan aplikasi memakai multi cloud. Hal lain adalah kesiapan sumber daya, arsitektur, biaya, dan pengoperasional.

Perlu diketahui, cloud memiliki arsitektur yang berbeda. Dibutuhkan pemahaman untuk saling menyambungkan antara arsitektur dan bisa melakukan komunikasi secara data maupun aplikasi.

Proses penyatuan infrastruktur cloud dapat diibaratkan terdapat dua gedung perkantoran yang saling berdekatan dan ingin dihubungkan. Cara menghubungkan dua gedung perkantoran dengan membuat jalur akses melalui bawah tanah maupun jembatan di atas gedung. Proses jalur dibutuhkan untuk melancarkan komunikasi, operasional, dan transaksi.

Infrastruktur modernisasi, data analitik, machine learning

Infrastruktur IT

Perusahaan startup yang sudah ramah dengan istilah transformasi digital pembahasannya biasanya lebih ke aplikasi modernisasi dan data analitik. Data analitik menjadi dasar untuk melakukan transformasi digital, yang familiar disebut generative AI. Data merupakan sumber untuk AI.

Perusahaan yang kurang familiar dengan digital, sangat disarankan untuk memperbaiki infrastruktur terlebih dahulu. Setelah itu, melakukan eksplorasi cloud seperti pembaharuan aplikasi sampai data analitik untuk penggunaan AI.

Generative AI menjadi familiar karena penggunaan less effort. Namun, penggunaan AI saja tidak cukup. Dibutuhkan data yang kuat dan machine learning yang komprehensif untuk menghasilkan AI dengan akurasi tinggi.

Pendampingan cara memakai AI meliputi pembuatan arsitektur, road map, services, back end. Ujungnya customer dapat menghasilkan suatu output. Keberhasilan output dari prompt dipengaruhi dari jalur yang sudah dibuat dengan dibuat.

Mesin AI butuh dilatih untuk menghasilkan pelayanan dengan tingkat akurasi tertentu. Melatih AI dapat dilakukan dengan menyusun arsitektur terlebih dahulu. Hal lain yang jadi perhatian adalah kesiapan perusahaan untuk pengaplikasian AI yang terdiri dari kesiapan data, arsitektur, training, dan akurasi yang baik.

Pemanfaatan AI di Industri

Pemakaian AI dapat diterapkan banyak hal. Indonesia memiliki roadmap IT yang jelas berbasis IoT dan otomasi. Secara pasar, Indonesia punya potensi yang sangat kuat di SEA.

Walaupun begitu, tetap memperhatikan tujuan akhir dan best practice yang tersedia. Pemakaian teknologi AI dapat dipelajari dan diterapkan untuk tujuan akhir perusahaan.

AI memiliki sisi baik dan buruk

Sisi baik AI adalah menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Hanya memasukan input lalu keluar output yang diharapkan. Walaupun begitu, penggunanya berusaha mengeluarkan inovasi dan produk terbaru dari pemakaian AI.

Sementara, disrupsi terjadi jika perusahaan tidak menerapkan AI untuk memaksimalkan potensi bisnis.
Perusahaan penyedia produk memakai AI untuk menawarkan produk kepada konsumennya. Dengan membaca kebiasaan, recommendation engine akan merekomendasi produk berdasarkan data kebiasaan konsumen yang sudah terkumpul di dalam cloud.

Cloudmile

Konsultasikan kepada CloudMile terkait pemakaian cloud dan AI. Temukan pembahasan solusi komprehensif tentang AI dalam Digital Transformation Indonesia Conference & Expo pada 26-27 Juli 2023 – Grand Ballroom JIEXPO Convention Centre & Theatre, Jakarta.

perbedaan multi cloud dan hybrid cloud

Perbedaan Multi Cloud dan Hybrid Cloud

Multi cloud dan hybrid cloud mengarah pada pengembangan cloud yang terintegrasi. Infrastruktur hybrid cloud menyatu dengan cloud private dan public. Multi cloud memakai dua cloud dari provider yang berbeda.

Cloud merupakan kumpulan penyimpanan terdistribusi dan pemrosesan sebagai entitas tunggal. Dengan sistem cloud, perusahaan mampu meluncurkan sistem komunikasi berkinerja tinggi dan perangkat yang mudah diakses. Dampaknya adalah dapat menyelesaikan tugas dengan jauh lebih baik.

Baca juga : Komputasi Awan Definisi, Jenis Layanan dan Keuntungan

Cloud pada umumnya terbagi dalam tiga jenis yaitu Public, Private, dan Hybrid.

  1. Public cloud : Public cloud memakai infrastruktur yang dapat berbagi dengan konsumen. Dengan cloud ini, setiap data konsumen dan aplikasi dalam cloud tetap tersembunyi dari pelanggan.
  2. Private cloud : Sistem private cloud dimana pelanggan tunggal menikmati akses ke semua sumber daya. Sebagian dari sistem ini berada di lokasi, namun beberapa vendor menawarkan cloud private.
  3. Hybrid cloud : Sistem hybrid menggabungkan akses infrastruktur public dan private untuk memberi fleksibilitas bagai penggunanya. Konfigurasi yang paling umum adalah cloud public untuk data umum. Perpindahan data-data yang kritikal diatur oleh private cloud.


Apa Itu Multi cloud

Multi cloud

Multi cloud merupakan model penyebaran yang memanfaatkan berbagai jenis layanan cloud. Organisasi mampu memakai satu public cloud sebagai database dan public cloud lainnya untuk peningkatan komputasi. Konsep multi cloud memakai layanan cloud computing dari provider yang berbeda.

Ada beberapa pertimbagan mengapa organisasi perlu memakai multicloud diantaranya butuh layanan lain dari provider lain. Tidak ingin memigrasi semua layanan menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih strategi multi cloud.

Perbedaan multi cloud dan hybrid cloud

Perbedaan multi cloud dengan hybrid cloud

Multi cloud dan hybrid cloud mengacu pada penerapan cloud yang mengintegrasikan lebih dari satu cloud. Namun, keduanya memiliki perbedaan jenis infrastruktur yang terlibat.

Selain perbedaan infrastruktur, hal lain yang membedakan dari segi arsitektur hingga kompleksitas.

Berikut ini merupakan perbedaan multi cloud dan hybrid cloud.

Arsitektur

Multi cloud menjangkau beberapa lingkungan public cloud dari provider berbeda. Public cloud dipakai untuk tugas yang berbeda seperti logika program, data base, hingga machine learning dan didistribusikan berdasarkan aplikasi.

Hybrid cloud mencakup dua atau lebih cloud yang berbeda. Arsitektur hybrid cloud digunakan organisasi untuk migrasi aplikasi ke cloud dengan beragam urusan teknis.

Fleksibilitas

Penggunaan multi cloud dari berbagai provider. Arsitektur multi cloud memungkinkan organisasi menghindari penggunaan vendor dan mengoptimalkan pengeluaran cloud. Keputusan ini berdasarkan persyaratan dan faktur bisnis seperti kinerja, fitur, dan letak geografis.

Fleksibilitas arsitektur hybrid cloud menggabungkan keunggulan private cloud dan public cloud.
Keunggulan private cloud antara lain keamanan, control, dan kepatuhan yang lebih besar. Sedangkan public cloud memiliki skalabilitas, efektivitas biaya, dan kemudahan pengguna.

Keamanan

Arsitektur multi-cloud mendistribusi data ke beberapa public cloud untuk meningkatkan keamanan. Ketika memakai penyedia cloud yang berbeda, organisasi memanfaatkan fitur keamanan yang ditawarkan provider.

Lapisan keamanan data sensitif tersedia oleh penyedia cloud dalam arsitektur hybrid cloud. Infrastruktur tersebut membeli kendali yang lebih besar atas langkah-langkah keamanan seperti kontrol akses, enkripsi, dan perlindungan data di cloud pribadi.

Namun, komponen public cloud dapat mengalirkan masalah keamanan untuk melindungi data pelanggaran data. Serta ancaman yang mampu mengganggu integritas dan ketersediaan data.

Kompleksitas

Arsitektur multi cloud melibatkan pemahaman pengelolaan lingkungan public cloud seperti tools, API, maupun interface. Melakukan konfigurasi dan pengelolaan arsitektur memerlukan perencanaan dan koordinasi yang signifikan. Hal ini membutuhkan manajemen berkelanjutan untuk memastikan organisasi mencapai kinerja optimal dan keamanan data.

Arsitektur hybrid cloud perlu mengintegrasi dan mengelola komponen private cloud dan public. Ini melibatkan konfigurasi dan pengelolaan konektivitas antara cloud private dan public. Memastikan sinkronisasi data di berbagai cloud, dan menjaga keamanan di seluruh lingkungan cloud.

Tantangan yang dihadapi

Dengan beragamnya arsitektur cloud, terdapat tayangan yang dalam menerapkan multi cloud, yaitu

Tantangan multi cloud

  • Kompleksitas : Mengatur platform multi cloud membutuhkan kemampuan tertentu karena sistemnya kompleks. Hal ini dapat menaikkan biaya operasional dan mempersulit untuk menyelesaikan masalah.
  • Integrasi : Mengintegrasi beberapa platform cloud terbilang sulit jika ada perbedaan pada API dan arsitektur. Hal ini membutuhkan upaya pengembangan dan meningkatkan risiko menghadapi masalah kompatibilitas kecuali ada pertimbangan yang memadai. Sistem integrator menjadi salah satu solusi untuk mengintegrasi cloud yang memiliki perbedaan infrastruktur.
  • Biaya : Sejatinya multi cloud dapat memangkas biaya produksi. Memanfaatkan dua provider cloud berbeda juga berpotensi meningkatkan biaya operasional karena kebutuhan sumber daya manajemen dan penambahan integrasi.

Tantangan hybrid cloud

Serupa dengan multi cloud, hybrid cloud pun memiliki tantangan yang harus dihadapi organisasi. Antara lain

  • Kompleksitas : Pengelolaan lingkungan cloud hybrid menjadi lebih rumat dan membutuhkan keahlian khusus. Dampaknya adalah peningkatan biaya operasional dan mempersulit penyelesaian masalah.
  • Tantangan integrasi : Mengintegrasi infrastruktur local dengan layanan cloud public menjadi tantangan tersendiri. Terutama jika platform memakai API dan arsitektur yang berbeda. Dibutuhkan upaya pengembangan tambahan dan peningkatan risiko masalah kompatibilitas.
  • Risiko keamanan : Apabila tidak dikonfigurasi dengan benar, data yang berpindah dari infrastruktur local dan layanan public cloud rentan terhadap cyber crime.

Temukan solusi lain penerapan cloud dalam Digital Transformation Indonesia Conference & Expo pada tanggal 26-27 Juli 2023 di Jakarta International Expo. Klik link di sini untuk registrasi.