Photo Credit: Chevanon Photography (Pexels)
Kehadiran Internet of Things (IoT) telah membawa perubahan besar pada industri manufaktur. Mulai banyak perusahaan manufaktur yang memanfaatkan teknologi 4.0 untuk mengautomasi proses kerja mereka. Hal ini pun menciptakan kebutuhan akan SDM (Sumber Daya Manusia) yang mampu mengoperasikan teknologi tersebut. Masalahnya, mencari kandidat karyawan yang berkualitas bukanlah hal mudah.
Kabar baiknya, mendapatkan karyawan berkualitas baik di bidang manufaktur bukanlah hal mustahil walau butuh proses panjang. Untuk membantu Anda menemukan kandidat karyawan sesuai kebutuhan perusahaan, berikut sejumlah tips yang dapat diterapkan.
Baca Juga: Rekrutmen dalam Transformasi Digital di Industri Manufaktur
1. Tulis Deskripsi Pekerjaan Sejelas Mungkin
Saat membutuhkan SDM baru untuk perusahaan manufaktur, Anda pasti akan membuka lowongan pekerjaan. Agar nantinya bisa mendapatkan kandidat karyawan yang berkualitas, pastikan Anda menulis deskripsi pekerjaan sejelas mungkin pada lowongan tersebut.
Dengan adanya deskripsi pekerjaan atau job desc yang terperinci, calon karyawan akan mendapatkan gambaran realistis terkait peran dan tanggung jawabnya di perusahaan Anda nanti. Sebaiknya, deskripsi pekerjaan tersebut mencakup hal-hal berikut.
- Tugas-tugas yang akan dikerjakan calon karyawan;
- Ekspektasi yang diharapkan dari calon karyawan;
- Peralatan atau perlengkapan khusus yang akan dibutuhkan dalam bekerja.
Di samping job desc, lowongan pekerjaan juga sebaiknya mencantumkan deskripsi seputar budaya perusahaan. Anda pun perlu menekankan pentingnya keamanan di seluruh lapisan perusahaan. Hal ini dapat memberikan daya tarik pada lowongan pekerjaan yang dipasang, sehingga berpeluang lebih tinggi dalam menggaet kandidat karyawan berkualitas baik.
2. Menyertakan Faktor Keamanan pada Proses Rekrutmen
Seperti yang disebutkan sebelumnya, penting bagi Anda untuk menekankan faktor keamanan saat mencari kandidat karyawan terbaik bagi perusahaan manufaktur. Hal ini bisa Anda lakukan dengan melakukan FJA (Functional Job Analysis) dan JSA (Job Safety Analysis) pada posisi lowongan kerja.
Dengan begitu, kandidat karyawan dapat memiliki pemahaman lebih baik atas posisi yang dilamarnya. Di sisi lain, pihak recruiter juga bisa menyiapkan daftar pertanyaan interview terkait keamanan di tempat kerja.
FJA sendiri adalah proses untuk mengidentifikasi komponen fisik dan kondisi lingkungan yang dibutuhkan untuk fungsi kerja tertentu. Umumnya, FJA terdiri dari:
- Bobot material yang dipindahkan;
- Pengangkutan dan penanganan material (seberapa sering hal ini harus dilakukan);
- Perlengkapan yang dibutuhkan;
- Tuntutan postur atau gerakan tubuh (contoh: berdiri, duduk, berlutut, dan lain sebagainya);
- Kondisi lingkungan (panas, sejuk, lembap, berisik, senyap, dan lain sebagainya).
Sementara itu, JSA merujuk pada proses menguraikan tahapan suatu pekerjaan. JSA juga menjelaskan risiko bahaya yang bisa terjadi pada setiap tahap, lalu mengidentifikasi metode kerja yang dapat meminimalkan atau menghindari bahaya tersebut. Dengan melakukan JSA, Anda pun bisa lebih memahami kemungkinan bahaya yang terjadi, sekaligus menentukan prosedur untuk mengatasinya.
3. Berikan Training kepada Kandidat Karyawan Terpilih
Mencari kandidat karyawan yang berkualitas memang menantang. Terkadang, ada masa ketika Anda kesulitan membuat orang lain untuk mendaftar. Jika ada pun, jumlah SDM berkualitas cenderung minim.
Apabila menemui kondisi seperti ini, jangan langsung menyerah. Coba pertimbangkan kandidat karyawan yang sebetulnya tidak terlalu menguasai kemampuan teknis manufaktur. Namun, ia memiliki ketertarikan dan sikap gigih untuk belajar. Di sinilah pemberian training akan menjadi penting. Bukan hanya saat pertama kali masuk kerja, tapi sebaiknya perusahaan melakukan training secara rutin.
Mengingat teknologi manufaktur yang terus berkembang, perusahaan Anda pun dituntut untuk menyesuaikan diri. Memberikan training rutin kepada karyawan merupakan cara untuk mewujudkan hal tersebut.
Baca Juga: Mengapa Pengembangan SDM di Sektor Energi Begitu Penting?
Di samping training soal pemanfaatan teknologi manufaktur, Anda juga bisa memberikan training seputar soft-skill penting untuk karyawan. Misalnya, training tentang pelaksanaan team project bagi karyawan baru, training seputar leadership bagi karyawan yang akan mendapat promosi, dan sebagainya.
Mengingat pentingnya training, tak mengherankan jika aktivitas satu ini menjadi salah satu kunci penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang efisien. Perusahaan tak lagi hanya menjadi tempat untuk bekerja, tapi juga wadah bagi karyawan untuk terus mengembangkan kemampuan dirinya. Sama seperti industri bisnis lain, industri manufaktur juga terus dituntut untuk beradaptasi dengan cepatnya perkembangan teknologi.
Banyak perusahaan yang mencari kandidat karyawan berkualitas terbaik demi mencapai hal tersebut. Masing-masing perusahaan tentu memiliki cara tersendiri dalam menemukan karyawan terbaik. Namun, Anda bisa mulai dengan menerapkan ketiga tips di atas. Semoga bermanfaat dan good luck!