Top viewTop view of manager and employee doing teamwork in business office , looking at charts on laptop display. Finance paperwork with charts at workplace. Discusing financial plan.

Memanfaatkan Teknologi untuk Wujudkan Industri Utilitas Berkelanjutan

Photo Credit: DCStudio (Freepik)

Akhir-akhir ini, desakan untuk mewujudkan industri berkelanjutan terus muncul. Konsumen yang menginginkan transformasi menuju industri berkelanjutan semakin tinggi jumlahnya. Setidaknya, hal tersebut tampak dalam sebuah studi yang dilakukan oleh First Insight. Dalam studi tersebut, diketahui bahwa minat terhadap produk dari industri yang sustainable naik hingga 25%. Menariknya lagi, survei tersebut dilakukan pada generasi X dan Z, yang merupakan generasi penerus.

Desakan untuk segera menghadirkan industri berkelanjutan tidak hanya datang dari konsumen, tapi juga regulasi pemerintah. Dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024, diketahui bahwa salah satu agenda pembangunan menekankan pada isu lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Belum lagi serangan pandemi yang mau tak mau mengubah kebiasaan-kebiasaan lama. Perusahaan harus kembali memutar otak untuk bisa menemukan solusi yang optimal dan dapat berjalan dalam waktu lama. Mengandalkan cara kerja lama akan kurang relevan dengan perubahan situasi yang ada.

Bagi industri utilitas, desakan tersebut bahkan sudah layaknya hitung mundur. Data dari McKinsey menunjukkan bahwa sektor utilitas merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar. Industri utilitas diharapkan bisa berperan aktif dalam mewujudkan proyek global zero carbon 2050.

Baca Juga: 5 Manfaat AI pada Industri Utilitas Publik

Peran industri utilitas dalam menghadapi perubahan iklim

Seperti yang telah disebutkan, industri utilitas memiliki peranan penting dalam upaya mewujudkan zero carbon pada 2050 nanti. Zero carbon 2050 sendiri merupakan suatu target jangka panjang untuk menurunkan emisi karbon di bumi. Program ini diikuti oleh negara-negara yang menandatangani Paris Agreement dan Indonesia termasuk di dalamnya.

WRI (World Resources Institute) melaporkan bahwa industri utilitas adalah salah satu sektor yang menghasilkan emisi karbon tertinggi. Untuk itu, industri utilitas harus segera bertransformasi.

Sebenarnya, tantangan dan desakan yang ada bisa dilihat sebagai sebuah peluang. Melihat minat generasi Z dan X yang tinggi terhadap produk sustainable, berarti potensi pasarnya akan besar di masa mendatang. Begitu pula dengan regulasi pemerintah yang semakin aktif mendukung program-program berkelanjutan.

Namun, dari manakah sebaiknya transformasi ini dimulai?

Mulai langkah perubahan

satu langkah untuk industri ulititas yang berkelanjutan
Photo by Karolina Grabowska (Pexels)

Target untuk bisa mewujudkan industri berkelanjutan sambil tetap memastikan kebutuhan terhadap utilitas terpenuhi memang terdengar begitu ambisius. Meski begitu, bukan berarti Anda tidak punya kesempatan sama sekali. Justru sebaliknya, kini sudah ada banyak sekali dukungan teknologi yang bisa dimanfaatkan.

Misalnya, teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) hingga machine learning. Pemanfaatan teknologi tersebut akan membantu Anda dalam mengambil keputusan bisnis yang sesuai dengan prinsip sustainability.

Anda juga bisa mulai mengimplementasikan ERP atau Enterprise Resource Planning. ERP sendiri merupakan sebuah sistem perencanaan berbasis teknologi. Umumnya, sistem ini hadir dalam bentuk software atau aplikasi. Bagi industri utilitas, ERP dapat membantu berbagai proses bisnis. Salah satunya adalah perencanaan sumber daya. Mari simak contoh penerapan ERP pada poin berikutnya.

Beberapa contoh penerapan ERP untuk industri utilitas yang berkelanjutan

Implementasi ERP untuk industri utilitas sebenarnya sangat luas. Berikut adalah beberapa contoh yang bisa Anda tiru untuk mewujudkan industri utilitas berkelanjutan:

1. Supply Chain Optimization

Dalam ERP, Anda dapat menemukan supply chain optimization. Supply chain atau rantai pasok adalah salah satu bagian paling krusial dalam industri utilitas. Untuk itu, transformasi menuju industri berkelanjutan tak akan terwujud tanpa memperhatikan supply chain.

Dengan memanfaatkan supply chain optimization, Anda bisa memiliki visibilitas lintas platform. Jadi, monitoring bahan baku pun bisa lebih optimal. Selain itu, perencanaan supply chain pada ERP juga akan membantu Anda memenuhi kebutuhan pelanggan dengan akurat. Sedangkan untuk logistic dan inventaris, ERP menyediakan analitik.

2. Demand Planning

contoh penerapan ERP untuk industri utilitas yang berkelanjutan
Photo by Tirachard Kumtanom (Pexels)

Demand planning merupakan sebuah proses yang membantu pemilik usaha memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen. Ini merupakan proses yang rumit dan butuh waktu panjang.

ERP akan membantu Anda mengumpulkan data terkait konsumen. Teknologi ini juga akan mempelajari situasi pasar dan dinamikanya. Terlebih jika Anda menggunakan ERP yang telah dibekali dengan kecerdasan buatan dan machine learning. Proses pengumpulan dan pengolahan data pasti akan lebih cepat. Anda tidak akan memerlukan banyak waktu hingga data mentah menjadi suatu informasi yang relevan dan bermanfaat untuk proses bisnis.

3. Streamlined Logistics dan Route Optimization

Logistik tidak dapat dipisahkan dari industri utilitas. Keseluruhan proses logistik sangat memengaruhi kondisi produk saat diterima oleh konsumen. Jika logistik baik, maka kondisi dan kualitas produk terjaga, kepuasan konsumen pun terjamin.

Begitu pula dengan pemilihan rute dalam proses logistik itu sendiri. Pemilihan rute yang tepat akan membantu Anda mencapai efisiensi biaya, waktu, dan tentunya tenaga. Namun, sayangnya hal ini sering disepelekan dalam industri utilitas.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Anda bisa memanfaatkan ERP dengan dukungan streamlined logistics serta route optimization. Dengan kapabilitas tersebut, proses logistik akan jauh lebih efisien.

Mari membahas contoh penerapan route optimization ERP. Aplikasi ini akan menampilkan digitalisasi perencanaan rute. Kecerdasan buatan yang ada di dalamnya akan memunculkan rute terbaik secara real-time. Jadi, SDM yang bertanggung jawab terhadap proses logistik pun tidak perlu berhadapan dengan gangguan seperti macet atau salah memilih jalan.

Secara jangka panjang, teknologi ini sangat sejalan dengan prinsip sustainability. Sebab, dengan pemilihan rute yang baik, maka waktu tempuh logistik lebih singkat dan penggunaan kendaraan pun lebih efisien. Artinya, Anda bisa meminimalisir biaya perawatan kendaraan. Emisi karbon yang dihasilkan pun akan perlahan menurun.

Baca Juga: ERP: Optimalisasi Proses Bisnis dengan Biaya Lebih Rendah

4. Quality Control dan Product Lifecycle Management

Untuk memberikan produk dan layanan terbaik bagi konsumen, industri utilitas tidak boleh mengabaikan quality control dan product lifecycle management. Sayangnya, kedua proses tersebut memiliki banyak risiko.

Anda dapat meminimalisir risiko tersebut dengan memanfaatkan ERP. Integrasi antara ERP dengan quality control dan product lifecycle management menghasilkan akses yang lebih baik menuju detail produk yang relevan. Itu berarti Anda bisa mendapatkan prediksi output produk dengan akurat.

Tidak mudah memang untuk bisa mewujudkan industri utilitas yang berkelanjutan. Walau begitu, hal tersebut bukanlah suatu target yang mustahil. Anda bisa memanfaatkan berbagai dukungan yang ada saat ini untuk mencapai cita-cita tersebut.

Salah satunya adalah dengan memanfaatkan inovasi teknologi seperti ERP. Dengan ERP, proses bisnis industri utilitas yang cenderung kompleks pun bisa disederhanakan. Terlebih, kini ERP juga telah didukung oleh kecerdasan buatan dan machine learning. Inovasi ini menghasilkan suatu teknologi yang tidak hanya pintar, tapi juga mudah dioperasikan.

5

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *