DTI - Learn from Singapore_ increasing food security with agritech innovation

Pentingnya Inovasi Agroteknologi untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan

Photo by James Baltz on Unsplash

Meningkatkan ketahanan pangan adalah hal yang sangat penting bagi keberlangsungan makhluk hidup, khususnya manusia. Pasalnya, makanan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi sebelum manusia bisa mendapatkan kebutuhan sekunder maupun tersier. Untuk mewujudkan hal tersebut, negara perlu berkontribusi dalam menyediakan ketahanan pangan yang baik.

Bicara tentang ketahanan pangan, hal ini tidak bisa diartikan menjadi daya tahan sebuah produk makanan tertentu. Ketahanan pangan adalah kondisi ketika makanan yang tersedia dapat mencukupi seluruh masyarakat di mana pun berada, mulai dari yang tinggal di kota hingga pelosok sekalipun. 

Baca Juga: Penerapan Smart Water Management pada Perusahaan Air di Indonesia

Ketahanan Pangan di Indonesia Melemah

Meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia penting untuk diutamakan karena kondisi ketahanan pangan Indonesia saat ini terpantau melemah pada 2021. Hal ini dinyatakan lewat angka indeks ketahanan pangan yang menurun dari 61,4 pada 2020 menjadi 59,2. Penurunan ketahanan pangan di Indonesia membuat peringkatnya juga menurun hingga berada pada peringkat ke-69 dari 113 negara.

Ketahanan pangan di berbagai negara tersebut diukur oleh Global Food Security Index (GFSI) yang mengacu pada empat pilar, yakni keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi dan keamanan makanan (quality and safety), serta ketahanan sumber daya alam (natural resources and resilience).

Berdasarkan empat indikator tersebut, sebenarnya harga pangan di Indonesia masih bisa dibilang cukup terjangkau. Pasokan makanan serta ketersediaan sumber daya alamnya juga sangat baik jika dibandingkan dengan beberapa negara lainnya. Namun, ada beberapa hal yang menyebabkan Indonesia kalah dalam segi ketahanan pangan.

Faktor Penyebab Melemahnya Ketahanan Pangan di Indonesia

Meningkatkan ketahan pangan di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah bersama
Photo by Consoler creative257 (Pexels)

Jika harga dan pasokan makanan serta ketahanan sumber daya alam di Indonesia masih sangat baik, lantas apa yang membuat negara ini perlu meningkatkan ketahanan pangan karena saat ini ketahanan pangan masih terbilang lemah? Ternyata, penyebab dari masalah tersebut terletak pada infrastruktur pertanian Indonesia yang masih jauh di bawah rata-rata internasional.

Tak hanya itu, inovasi serta pilihan bahan makanan pokok di Indonesia juga masih kalah jika dibandingkan dengan beberapa negara lainnya. Seperti yang kita ketahui bersama, masyarakat Indonesia masih sangat mengandalkan nasi sebagai sumber makanan pokok. Selain itu, kandungan nutrisi yang terdapat dalam pangan di Indonesia juga bisa dibilang masih kurang.

Hal lain yang menyebabkan melemahnya ketahanan pangan di Indonesia adalah sumber daya alamnya yang senantiasa bergejolak dengan munculnya berbagai bencana alam, cuaca ekstrem, dan isu pencemaran. Di samping itu, kebijakan politik juga turut memengaruhi kondisi lingkungan Indonesia saat ini.

Anggaran ketahanan pangan pun dikurangi pada 2022

Melemahnya ketahanan pangan di Indonesia semakin diperparah dengan pemangkasan anggaran ketahanan pangan pada 2022. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, anggarannya tercatat sebesar Rp92,2 triliun, turun 6,86 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Hal ini antara lain juga disebabkan oleh gejolak ketahanan pangan yang terjadi di sektor global. Berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization (FAO) yang diterbitkan pada Maret 2022, indeks harga pangan dunia meroket hingga menembus 33,6 persen dan merupakan yang tertinggi sejak 1990.

Belajar dari Singapura

Belajar meningkatkan ketahanan pangan dari Singapura
Photo by Kin Pastor (Pexels)

Menanggapi gejolak ketahanan pangan dunia yang bergejolak, Singapura berusaha menjadi salah satu negara yang bertahan dalam badai. Mereka memahami bahwa perkembangan teknologi juga akan berdampak besar pada pertanian. Itulah yang menyebabkan mereka mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pertanian, seperti sensor otomatis pengukur kondisi tanah dan cuaca serta alat penyebar serangga untuk pengendali hama alami, agar dapat memproduksi pangan tiga kali lipat dari yang sekarang.

Selain meningkatkan produktivitas dan efisiensi pangan, Singapura juga memanfaatkan agroteknologi untuk melacak keamanan pangan yang diterimanya. Sistem tersebut nantinya bisa mengidentifikasi keamanan setiap bahan pangan dan menciptakan akuntabilitas rantai pasokan pangan.

Menjadi negara dengan luasan yang cukup sempit, Singapura juga memiliki tantangan di bidang ketenagakerjaan. Menyikapi hal tersebut, Singapura berusaha untuk menciptakan teknologi yang tepat agar dapat mendukung produktivitas di bidang pertanian. Pada akhirnya, sumber daya manusia dengan IT akan bekerja berdampingan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang baik bagi mereka.

Baca Juga: Bagaimana Perkembangan Kecerdasan Buatan di Luar Negeri

Itulah kondisi ketahanan pangan yang ada di Indonesia maupun dunia. Pada akhirnya, melemah atau tidaknya ketahanan pangan, industri pertanian tetap membutuhkan inovasi agar tetap produktif dan efisien. Di samping itu, penerapan teknologi juga dapat membantu sektor ini untuk mewujudkan tingkat keamanan yang diinginkan.

Melihat Singapura, Indonesia mestinya bisa mencapai ketahanan yang baik dengan memanfaatkan sumber daya alam, perkembangan teknologi, dan sumber daya manusia yang mencukupi. Pasalnya, Indonesia sebenarnya tidak kurang SDM. Di samping itu, harga pangan, pasokan, serta Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Indonesia juga sebenarnya sangat memungkinkan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang baik.

1

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *