Teknologi masa depan (emergent) menawarkan berbagai potensi besar dalam mendorong transformasi digital. Kecerdasan buatan (AI), big data, komputasi awan (cloud computing), keamanan siber (cybersecurity), dan pusat data (data center) semakin mendefinisikan cara kita berinteraksi, bekerja, dan berbisnis.
Teknologi masa depan
Untuk mengoptimalkan manfaat dari teknologi emergent ini, Indonesia harus merencanakan strategi yang tepat.
AI adalah teknologi yang memberikan mesin kemampuan untuk belajar, merasakan, berinteraksi, dan membuat keputusan, meniru kemampuan manusia. Dengan penggunaan AI yang etis dan bertanggung jawab, organisasi dapat mengubah data besar menjadi wawasan yang berharga, meningkatkan efisiensi, dan memberikan pengalaman pengguna yang disesuaikan.
Pemerintah dan industri perlu bekerja sama untuk membangun kerangka kerja regulasi yang mendukung inovasi dalam AI, sambil menjaga privasi dan etika.
Big data, menawarkan kesempatan untuk menggali dan menganalisis kumpulan data besar dengan kecepatan dan efisiensi. Manfaat ini membantu organisasi membuat keputusan berdasarkan data, mengidentifikasi tren, dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan. Dalam menerapkan big data, perlu menyeimbangkan antara peningkatan akses dan pemrosesan data dengan perlindungan data dan privasi.
Komputasi awan memudahkan akses dan fleksibilitas dalam menyimpan, mengelola, dan memproses data. Perusahaan dari semua sektor dapat mengurangi biaya infrastruktur, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat pengembangan produk dengan bantuan cloud. Namun, masalah keamanan dan privasi data harus menjadi prioritas dalam implementasi cloud computing.
Keamanan siber, menjadi isu kunci dalam dunia digital saat ini. Dengan canggihnya ancaman siber, investasi infrastruktur keamanan yang kuat dan peningkatan literasi keamanan siber menjadi sangat penting. Pemerintah juga memegang peran penting dalam mendorong organisasi untuk mengadopsi praktik terbaik keamanan siber melalui kebijakan dan regulasi.
Apa langkah Indonesia selanjutnya?
Dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dari teknologi masa depan ini, Indonesia perlu merumuskan strategi berdasarkan pemahaman mendalam tentang teknologi dan implikasinya terhadap masyarakat dan ekonomi. Untuk itu, perlu ada pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak.
Menurut teori inovasi difusi Everett Rogers (1962), penerimaan teknologi baru bergantung pada beberapa faktor, termasuk keuntungan relatif, kesesuaian, kompleksitas, kemampuan dicoba, dan observability. Rogers juga mencatat pentingnya komunikasi dalam proses ini.
Peningkatan Investasi dalam Teknologi Emergent dan Infrastruktur Digital
Indonesia perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur digital dan teknologi emergent. Menurut teori inovasi, keuntungan relatif dan observabilitas adalah dua faktor penting dalam penerimaan inovasi.
Oleh karena itu, peningkatan investasi dalam teknologi dan infrastruktur menghasilkan manfaat yang jelas dan dapat diamati. Ini dapat mendorong adopsi lebih lanjut dari teknologi ini.
Pengembangan Regulasi Progresif dan Kerangka Kerja
Untuk memastikan teknologi ini digunakan dengan cara yang aman dan etis, Indonesia perlu mengembangkan regulasi progresif dan kerangka kerja.
Menurut teori inovasi, kesesuaian dan kompleksitas adalah dua faktor lain yang mempengaruhi adopsi inovasi. Oleh karena itu, regulasi dan kerangka kerja yang mendukung inovasi sembari mempertahankan etika dan privasi. Dua hal tersebut dapat memastikan bahwa teknologi ini sesuai dengan nilai dan kebutuhan masyarakat.
Pembentukan Kemitraan Antara Pemerintah, Industri, dan Institusi Penelitian
Menurut teori inovasi, komunikasi adalah faktor kunci dalam proses adopsi inovasi. Oleh karena itu, pembentukan kemitraan antara pemerintah, industri, dan institusi penelitian dapat membantu mempercepat pengembangan teknologi emergent.
Kemitraan ini dapat memfasilitasi pertukaran informasi dan pengetahuan, mendorong kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan. Serta memastikan teknologi ini dikembangkan dan digunakan dengan cara yang menguntungkan semua pihak.