Oleh: Arki Rifazka (Direktur Eksekutif APJII)
Di tengah gelombang digitalisasi, digital bank di Indonesia sedang memimpin transformasi perbankan. Untuk tetap kompetitif, digital bank harus merancang strategi marketing yang efektif baik untuk segmen B2B maupun B2C.
Pertama-tama, mari kita bicara tentang strategi B2B. Digital bank harus memahami kebutuhan spesifik dari korporasi dan BUMN. Misalnya, sektor manufaktur membutuhkan solusi pembayaran yang efisien untuk rantai pasokan, sementara sektor kesehatan memerlukan sistem pembayaran yang aman dan cepat.
Menawarkan fitur-fitur seperti manajemen cash flow, pembayaran otomatis, dan laporan keuangan yang terintegrasi adalah kunci untuk menarik perhatian klien bisnis. Selain itu, keamanan data menjadi prioritas utama mengingat tingginya risiko cyber di era digital ini.
Mengintegrasikan teknologi terkini seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan blockchain dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi digital bank.
AI dapat digunakan untuk analisis prediktif yang membantu korporasi membuat keputusan keuangan yang lebih baik, sementara blockchain dapat meningkatkan transparansi dan keamanan transaksi.
Dengan menawarkan solusi yang dapat dikustomisasi dan aman, digital bank dapat membangun kepercayaan dan loyalitas di kalangan klien bisnis.
Sekarang, beralih ke strategi B2C. Pengguna digital banking di Indonesia sangat tertarik pada teknologi dan ekonomi. Mereka lebih sering berinteraksi dengan iklan di platform digital seperti media sosial dan layanan streaming.
Oleh karena itu, strategi pemasaran yang fokus pada media digital dan platform teknologi sangat efektif. Konten edukatif seperti whitepaper, webinar, dan artikel yang membahas topik-topik relevan dalam digital banking dapat menempatkan digital bank sebagai pemimpin pemikiran di industri ini.
Pengguna B2C juga menghargai kemudahan akses. Digital bank harus memastikan bahwa layanannya mudah digunakan dan dapat diakses kapan saja dan di mana saja melalui smartphone atau perangkat digital lainnya.
Menawarkan fitur-fitur seperti pembayaran mobile, pengelolaan keuangan pribadi, dan layanan pelanggan yang responsif adalah cara untuk menarik dan mempertahankan nasabah.
Keamanan juga merupakan faktor penting untuk segmen B2C. Digital bank harus memastikan bahwa sistem mereka mematuhi standar keamanan internasional dan regulasi lokal.
Edukasi dan pelatihan mengenai keamanan siber untuk nasabah dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Selain itu, program loyalitas dan insentif seperti cashback dan reward points dapat menjadi daya tarik tambahan bagi nasabah.
Strategi pemasaran digital yang terukur memungkinkan digital bank untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan spesifik. Memanfaatkan kanal pemasaran digital seperti media sosial, email marketing, dan SEO dapat membantu meningkatkan brand awareness dan menarik nasabah baru.
Kampanye pemasaran digital yang efektif juga memungkinkan digital bank untuk menganalisis efektivitas strategi menggunakan data, sehingga dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan pencapaiannya.
Digital bank di Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran penting dalam transformasi digital baik untuk segmen B2B maupun B2C.
Dengan memahami kebutuhan klien, menawarkan solusi yang dikustomisasi, memanfaatkan teknologi terkini, memastikan keamanan dan kepatuhan, serta mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, digital bank dapat memperkuat posisi mereka di pasar dan mendukung kemajuan ekonomi digital Indonesia.
Inovasi adalah kunci, dan digital bank yang dapat beradaptasi dengan cepat akan menjadi pemimpin di era baru ini.