Oleh: Arki Rifazka (Direktur Eksekutif APJII)
Industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang stabil, didorong oleh permintaan konsumen yang terus meningkat dan perubahan gaya hidup.
Pada kuartal ketiga tahun 2023, perdagangan tradisional mendominasi pangsa pasar dengan 83%, sementara minimarket mengikuti di posisi kedua dengan 7%. Meski demikian, tingkat pertumbuhan nilai sektor FMCG secara keseluruhan mengalami penurunan tajam dari 7,2% pada kuartal ketiga 2022 menjadi 2,6% pada periode yang sama tahun 2023. Rumah tangga Indonesia mengalokasikan sekitar 19,6% dari total pengeluaran mereka untuk produk FMCG.
Dalam konteks teknologi informasi, proses teknologi memainkan peran yang sangat penting sebagai tulang punggung kemajuan sektor FMCG dalam era digitalisasi. Perusahaan-perusahaan besar seperti Unilever Indonesia dan Indofood memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan mereka.
Misalnya, Unilever Indonesia telah mengintegrasikan sistem manajemen rantai pasokan berbasis teknologi yang memungkinkan mereka untuk memantau inventaris secara real-time, mengoptimalkan distribusi, dan mengurangi biaya operasional. Di sisi lain, Indofood, dengan produk andalannya Indomie yang memiliki penetrasi rumah tangga sebesar 95,4% pada tahun 2022, menggunakan analitik data untuk memahami preferensi konsumen dan mengembangkan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Dalam menghadapi persaingan yang ketat, perusahaan-perusahaan FMCG di Indonesia juga mengadopsi strategi Industry 4.0. Pemerintah Indonesia, melalui inisiatif Industry 4.0, mendorong integrasi teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan analitik Big Data dalam proses produksi.
Pada tahun 2019, sekitar 79% perusahaan di Indonesia berada dalam tahap uji coba adopsi Industry 4.0, dengan 32% di antaranya mengalami peningkatan produktivitas operasional sebesar 31-50%. Implementasi teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga memastikan kualitas produk yang lebih baik.
Salah satu contoh nyata dari digitalisasi dalam sektor FMCG adalah peningkatan penjualan e-grocery. Dengan prediksi bahwa penjualan e-grocery akan mencapai $5,6 miliar pada tahun 2026, perusahaan-perusahaan FMCG semakin fokus pada pengembangan platform e-commerce dan aplikasi mobile untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Teknologi ini memungkinkan konsumen untuk membeli produk FMCG dengan lebih mudah dan nyaman, sementara perusahaan dapat mengumpulkan data konsumen yang berharga untuk strategi pemasaran yang lebih efektif.
Namun, tantangan tetap ada. Ancaman produk pengganti dan perubahan preferensi konsumen mengharuskan perusahaan untuk terus berinovasi. Teknologi informasi berperan penting dalam membantu perusahaan FMCG memahami tren pasar dan beradaptasi dengan cepat. Misalnya, analitik data memungkinkan perusahaan untuk melacak perilaku konsumen dan mengidentifikasi peluang baru, sementara teknologi AI dapat digunakan untuk mengembangkan kampanye pemasaran yang lebih personal dan efektif.
Selain itu, keberhasilan implementasi teknologi dalam industri FMCG juga sangat bergantung pada keterampilan tenaga kerja. Pemerintah Indonesia telah mendirikan Indonesia Digital Industry Center 4.0 untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan dan membantu perusahaan dalam pengembangan rantai nilai. Pusat ini menawarkan pelatihan dan sertifikasi dalam berbagai teknologi canggih, memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia siap menghadapi tantangan Industry 4.0.
Dalam skenario optimis, sektor FMCG di Indonesia dapat mencapai pertumbuhan lebih dari 5% per tahun, didorong oleh peningkatan signifikan dalam daya beli konsumen, kebijakan pemerintah yang mendukung, dan keberhasilan implementasi strategi Industry 4.0. Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan memanfaatkan teknologi informasi secara efektif akan memiliki peluang besar untuk tumbuh dan sukses di pasar ini.
Kesimpulannya, digitalisasi dan teknologi informasi telah menjadi tulang punggung kemajuan sektor FMCG di Indonesia. Dengan adopsi teknologi yang tepat, perusahaan FMCG dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan produk-produk baru yang inovatif, dan menjangkau konsumen dengan lebih efektif. Masa depan industri ini sangat cerah, dengan peluang besar untuk pertumbuhan yang berkelanjutan di era digital.