tren-teknologi-industri-keuangan

6 Tren Teknologi Industri Keuangan 2023

Industri keuangan mulai mengeksplorasi transformasi digital sebagai langkah strategis untuk mengembangkan bisnis. Sebagian besar industri memprioritaskan pengembangan bisnis dan IT untuk mengikuti tren teknologi.

Teknologi adalah pendorong utama semua industri sedang berkembang pesat. Tak terkecuali dengan industri keuangan. Berdasarkan explofingtopiscs.com, estimasi pasar fintech secara global mendapatkan keuntungan mencapai $165.17 triliun pada tahun 2023. Angka ini diprediksi 3 kali lipat pada tahun 2027

Prioritas teknologi industri keuangan

Terlepas dari tren yang terjadi, terdapat berbagai prioritas yang perlu diperhatikan dalam menerapkan transformasi digital dalam industri keuangan. Berikut adalah prioritas berdasarkan Forbes.

Saluran omnichannel

Melibatkan saluran omnichannel adalah cara nasabah untuk berinteraksi dengan industri keuangan. Maka dari itu, pengembangan saluran omnichannel dalam organisasi untuk memastikan setiap data pelanggan muncul secara tepat dan real time demi membangun pengalaman pelanggan yang menyenangkan.

Berfokus pada teknologi vertical

Mengadopsi alat dan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah nasabah dengan lebih efektif. Dengan demikian, akan menghasilkan nilai yang lebih besar.

Tren teknologi industri keuangan

Tren tekologi industri finansial

Apa saja teknologi yang membantu menyelesaikan masalah prioritas saluran omnichannel dan teknologi vertikal? Berikut adalah tren teknologi yang dapat menunjang transformasi digital bagi perusahaan keuangan.

1. Perbankan gesit dan adaptif

Industri keuangan perlu gesit untuk meluncurkan produk baru dengan efisiensi tinggi. Perusahaan keuangan, lembaga keuangan, bank, dan bisnis asuransi tetap fleksibel dan gesit bertahan dalam jangka panjang.

Gartner melakukan riset yang menunjukan tahun 2023 sekitar 80% lembaga keuangan tradisional akan lenyap. Selain itu, studi perbankan oleh Journal of Business Economic menunjukkan 77% bank dan 44% perusahaan FinTech berniat meningkatkan layanan keuangan mereka dengan mengadopsi metode Agile.

2. Cloud computing

Berdasarkan Statista, pemakaian cloud pada layanan keuangan di AS mencapai 54% dalam tahun 2021. Banyaknya data yang ditangani oleh organisasi, sisanya dilakukan memakai bus.

Perusahaan keuangan seperti bank dan asuransi merespon regulasi dan kebutuhan konsumen dengan cepat. Maka dari itu, dibutuhkan akses data yang lebih mudah dan cepat.

Makin banyak perusahaan keuangan mempelajari pemakaian cloud pada bisnis akan mengoptimalkan biaya untuk memperoleh keuntungan maksimal.

Pasar cloud keuangan global memiliki nilai $29 miliar dan diperkirakan akan meningkat pada CAGR sebesar 22% pada tahun 2027. Ini artinya transformasi digital membentuk penawaran teknologi dan pengalaman pengguna produk keuangan.

Migrasi proses keuangan ke cloud menjadi keharusan. Mengapa demikian? Karena dapat memberikan keuntungan bagi industri keuangan sebagai berikut.

  • Pengurangan biaya terkait dengan meninggalkan pusat data fisik
  • Ketangkasan dan skalabilitas melalui peningkatan kapasitas penyimpanan data cloud
  • Akses data yang lebih cepat dengan waktu henti yang lebih rendah.
  • Meningkatkan keamanan data dan transparansi data

Pemanfaatan cloud ke dalam sektor jasa keuangan membuat aman, efisien, transparan, dan efektif. Perkembangan cloud computing yang pesat adalah solusi yang tepat untuk industri yang menghargai data. Walaupun dalam pengadopsiannya masih terkendala oleh beberapa aturan yang berat.

3. Data analytic tingkat lanjut

Analitik tingkat lanjut menjadi kunci untuk profil pelanggan, keterlibatan omnichannel, dan retensi pelanggan. Pandangan 360 derajat tentang pelanggan, segmentasi, demografi, dan behavior konsumen memudahkan produk apa yang dicari pelanggan dan menawarkannya secara real time. Analitik dapat mendefinisikan ulang terkait proses di industri keuangan agar lebih efektif.

Pemakaian analitik tingkat lanjut berguna untuk mendeteksi penipuan pada seluruh proses bank. Syarat utama agar analitik dapat bekerja adalah manajemen data yang solid.

Salah satu bank di eropa telah menggabungkan analitik teks dan algoritma model terbaru untuk identifikasi karakteristik segmen pelanggan yang berpotensi beralih ke bank lain.

Dari sini, bank terbantu untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan karena menerapkan metodologi Agile.

Pendekatan metodologi Agile berfokus pada model produk sentris untuk menghadapi tantangan di industri keuangan. Pendapat tersebut antara lain

  • Risiko tak terduga yang terkait dengan maraknya pencurian uang secara online
  • Tekanan dari banyaknya undang-undang dan regulasi pemerintah menjadi tantangan tersendiri
  • Kurang akses jarak jauh ketika melakukan tinjauan regulasi
  • Permintaan baru yang berlebih dalam segmen layanan pinjaman dan perencanaan keuangan

4. Artificial Intelligence dan Machine Learning

Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) sering digunakna karena inovatif dan mutakhir. Dapat dikatakan, AI di pasar FinTech mengalami pertumbuhan tercepat di sana.

Mengapa demikian, penggunaan chatbot AI di sektor perbankan menghemat 826.000.000 jam kerja. Terdapat peningkatan global sebesar 104% ketika melakukan penelusuran lewat mesin pencari “AI dalam perbankan”.

Mengapa pemakaian AI dan ML bagus untuk sektor perbankan.

  • Menaikan produktivitas dan efisiensi operasional, serta membantu memantau kualitas dan proses data keuangan dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
  • Meningkatkan personalisasi dalam penyediaan layanan. Teknologi ini mampu menilai informasi personal klien untuk meningkatkan layanan mereka
  • Melahirkan produk dan layanan baru untuk membantu lembaga keuangan menghadirkan manfaat dari model bisnis baru.

AI dan ML merupakan teknologi yang membantu pemanfaatan data yang lebih baik. Dan menjadi aset berharga di jasa keuangan untuk tahun-tahun mendatang.

5. Perbankan hiper-otomatis dengan Robotic Process Automation (RPA)

RPA dan hiper-otomatisasi perbankan diperkirakan mencapai $4,9 miliar pada tahun 2029. Setiap tahun, pasar perbankan RPA dan hiper-otomatis mengalami pertumbuhan seperempat dari nilainya. Pertumbuhan ini terjadi pengaruh penerapan transformasi digital.

Sejatinya, industri keuangan sudah lama memakai hiper-otomatisasi. Bedanya dengan zaman sekarang adalah hiper-otomatisasi sudah meningkatkan kecepatan transaksi keuangan dan perbankan. Dengan demikian, instrument dapat membantu mengurangi biaya operasional sekaligus kesalahan dari manusia.

RPA dengan hiper-otomatisasi memakan banyak waktu sehingga mengalihkan tanggung jawab staff ke tugas keuangan inti. Fenomena ini mampu mengurangi kesalahan manusia hingga pelanggaran data. Accenture mencatat 73% responden percaya RPA adalah kunci untuk kepatuhan yang lebih baik.

Laporan Deloitte menunjukan sekitar 80% nasabah perbankan telah berinteraksi dengan satu alat RPA dalam kurun 12 bulan.

6. Buy Now Pay later

Skema kredit sudah ada sejak zaman dahulu. Metode pembelian kredit dilakukan secara cicilan, namun pembelian cicilan tanpa bunga merupakan hal baru.

Pembelian cicilan sering dipakai untuk membeli barang yang bernilai tinggi. Namun, fenomena ini sudah masuk ke industri keuangan. Skema kredit sekaran jauh lebih mudah karena dapat dilakukan secara online.

Mudahnya, sistem akan berfungsi sebagai layanan kartu kredit biasa dengan mengubah hampir semua pembelian menjadi pembayaran tanpa cicilan. Salah satu perusahaan yang mendapatkan hasilnya dari tren ini adalah Apple.

Skema kredit ini diharapkan menjadi peluang untuk melibatkan nasabah yang lebih luas. Menciptakan pengalaman pembelian yang mulus dan menurunkan tingkat pengabaian kartu. Namun tetap memperhatikan keamanan data dan potensi cyber crime.

Selain itu, tren teknologi lainnya dalam industri keuangan adalah

  • Metaverse
  • Regulasi teknologi keuangan
  • Financial super apps
  • Distributed Ledger Technology (DLT)

Demikian tren teknologi di industri keuangan sekarang ini. Apabila Anda ingin menambah wawasan terkait perkembangan dan tren teknolofi di industri keuangan, kunjungi Digital Transformation Indonesia Conference and Expo 2023 pada 26-27 Juli 2023. Masuk ke laman digitaltransformation.co.id untuk infomarsi dan registrasi.

pemakaian dompet digital

Manfaat dan Penggunaan Dompet Digital di Tengah Masyarakat

Dompet digital adalah salah satu teknologi yang dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Anda dapat melakukan pembayaran secara cepat tanpa perlu membawa uang tunai.

Pemakaiannya tidak hanya terjadi di supermarket maupun mall, bahkan warteg sudah menerima pembayaran lewat dompet digital. Transaksi online maupun lewat QR code membuat pengguna makin nyaman untuk belanja. Selain untuk belanja, Anda dapat mentransfer uang lewat tanpa harus lewat bank.

Dompet digital yang popular di Indonesia adalah GoPay, OVO, dan DANA. Setiap produk ini memiliki beragam promo menarik untuk penggunaannya.

Bagaimana pemakaian dompet digital akan dibahas dalam ulasan berikut ini

Dompet digital

Pengaman biometric dompet digital
Pengaman biometric dompet digital

Dompet digital merupakan aplikasi elektronik untuk alat pembayaran melalui perangkat ponsel. Salah satu kelebihan benda ini adalah terdapat pin dan pengamanan biometric yang hanya bisa diakses oleh pemakainya saja.

Dompet digital dapat dipakai untuk transaksi online lewat e-commerce, belanja kebutuhan harian di minimarket, sampai warung makan. Dengan begitu, Anda tidak perlu repot-repot pergi mengambil uang ke ATM. Apalagi tidak selalu ATM yang dicari dekat dengan lokasi Anda.

Pengguna dompet digital di Indonesia

Penggunaan dompet digital
Penggunaan dompet digital

Berdasarkan hasil survei Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dengan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2021 mengatakan sebanyak 65,4 persen responden sering memakai dompet digital.

HasIL survei pengguna dompet digital mencatat 26,4 persen masyarakat bertransaksi minimalsebulan sekali. Sedangkan, 22,8 persen mengaku transaksi beberapa bulan sekali. Hanya 6,4% saja yang melakukan transaksi setiap hari.

Keuntungan pemakaian dompet digital

Teknologi sejatinya memberikan keuntungan bagi penggunanya. Dosen STIE UniSadhuGuna Business School Bondan Wicaksono menjelaskan dompet digital mudah digunakan, terhindari dari uang palsu, praktis, transaksi lebih cepat dan terdapat riwayat transaksi.

Ia baru bisa berfungsi ketika ada uang elektronik. Uang elektronik terbagi dua jenis yaitu yang tersimpan di kartu dan aplikasi.

Uang elektronik dalam kartu akan terpasang dengan chip. Pemakaiannya bisa langsung di tempat, tanpa tersambung internet. Uang dalam aplikasi tersimpan dalam server. Untuk memakainya, Anda perlu mengakses aplikasi.

Aplikasi dompet digital di Indonesia

Berikut adalah daftar aplikasi dompet digital di Indonesia

1. GoPay

Gopay

Produk ini diluncurkan pertama kali oleh GoJek. Mulanya, GoPay dipakai untuk pembayaran online untuk driver Gojek. Melihat perkembangannya, GoPay mulai diperkenalkan secara luas di seluruh Indonesia.

Hampir semua transaksi dapat diselesaikan memakai GoPay mulai dari minimarket sampai transportasi MRT. Pengisian uangnya pun hanya dikenakan biaya Rp 1.000 per transaksi.

2. OVO

OVO
OVO

ndonesia memiliki OVO yang banyak digunakan masyarakat. Hampir lebih dari 70% transaksi di Indonesia memakai OVO.

Dalam aplikasi OVO banyak fitur menarik mulai dari membayar transportasi online, pembayaran e-commerce, hingga transfer antar bank tanpa biaya.

3. LinkAja

LinkAja
LinkAja

Link Aja memudahkan Anda untuk bertransaksi secara online. Mulanya, LinkAja bernama TCASH yang merupakan alat transaksi pembayaran pulsa hingga pengajuan pinjaman online. Sampai pada tanggal 30 Juni 2019, TCASH berubah nama menjadi LinkAja.

4. Jenius

Jenius adalah produk dari Bank BTPN. Produk ini mudah dikenali masyarakat karena Teknik pemasarannya dilakukan di tempat umum dan transportasi publik.

Pengguna Jenius akan mendapatkan kartu debit yang dapat dipakai di mana saja, terutama ketika sedang bepergian di luar negeri. Layanan ini sangat digemari karena kemudahan transfer antar bank tanpa ada biaya admin.

Bukan hanya itu saja, Henoch Munandar selaku Direktur Utama PT Bank BTPN Tbk akan membahas tentang pemakaian Big Data dan AI pada bank digital dalam Digital Transformation Indonesia Conference & Expo 2023.

5. Doku

Doku

Doku memberikan layanan pembayaran tagihan bulanan, pulsa, dan belanja di minimarket. Sistem keamanan Doku memakai two-point verification agar tidak mudah diakses sembarangan.

Salah satu kelebihannya adalah terdapat dua versi yaitu bisa dan premium. User premium memiliki limit saldo cash sebesar Rp 5.000.000, sementara user biasa hanya Rp 1.000.000.

6. OCTO Go Mobile

OCTO Go Mobile

Umumnya nasabah CIMB Niaga dapat memakai aplikasi OCTO Go Mobile. Aplikasi keluaran Bank CIMB Niaga merupakan one stop mobile financial solution untuk memudahkan urusan keuangan Anda.

Mulanya, produk ini bernama Go Mobile yang pertama kali dikeluarkan pada tahun 2012. Kemudian diperbaharui di tahun 2017, hingga akhirnya berubah menjadi OCTO Go Mobile pada tahun 2020.
Anda dapat melakukan transaksi cashless melalui barcode QRIS lewat rekening ponsel sampai kartu kredit.

7. DANA

Dana

Aplikasi DANA membuat Anda dapat melakukan transaksi apapun karena sudah dilengkapi sistem kode pin dan OTP agar tidak dapat dilakukan oleh orang lain. Dengan ini, sistem keamanan terjamin.

Dana diluncurkan pada 5 November 2018 dan dikembangkan oleh PT Espay Debit Indonesia Koe.
Penggunannya dapat Anda gunakan untuk membayar pulsa, listrik, hingga merchant di berbagai tempat. Bahkan dapat mengirim uang ke bank lain.

Pengguna aplikasi ini terbagi menjadi dua kategori yaitu regular dan premium. Pengguna regular dapat top up dengan limit Rp 2 juta. Sementara pengguna premium memiliki limit sampai Rp 5 juta.

Temukan pembahasan bank digital maupun industri perbankan dalam Digital Transformasiton Indonesia Conference & Expo 2023 pada 26-27 Juli 2023 – Grand Ballroom JIEXPO Convertion Centre & Theater. Klik tautan di sini untuk registrasi.

pembayaran non tunai

Menuju Era Pembayaran Tanpa Uang Tunai: Tren dan Tantangan Pembayaran Digital di Indonesia

Indonesia sedang mengalami pergeseran cepat menuju pembayaran digital. Sistem transaksi digital makin populer dengan hadirnya e-wallet, uang elektronik, dan bank digital.

Hal ini didorong oleh tingkat penetrasi internet dan smartphone yang tinggi serta aplikasi e-commerce dan ride-hailing. Meski mengalami kemajuan yang signifikan, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam menghadapi masyarakat tanpa uang tunai.

Pembayaran digital di Indonesia mencapai 63,6 miliar

Pembayaran digital

Menurut Statista, industri pembayaran digital di Indonesia menghasilkan pendapatan sebesar 63,6 miliar dolar AS pada tahun 2021. Diperkirakan akan mencapai 124,42 miliar dolar AS pada tahun 2027.

Jumlah pengguna pembayaran digital di Indonesia juga diharapkan meningkat dari 158,7 juta pengguna pada tahun 2021 menjadi 247,26 juta pengguna pada tahun 2027.

E-wallet dan uang elektronik adalah metode pembayaran digital paling populer di Indonesia. Lebih dari 48 sistem e-wallet dengan lisensi dioperasikan oleh perusahaan domestik. Penggunaan dompet seluler juga semakin meningkat. Sebanyak 26 persen dari populasi Indonesia memiliki dompet seluler pada tahun 2020. Angka ini diharapkan akan meningkat menjadi 77 persen pada tahun 2025.

Kelebihan pembayaran tanpa uang tunai

Pembayaran dengan menggunakan barcode

E-wallet dan uang elektronik sangat populer di Indonesia karena pendaftarannya tidak memerlukan rekening bank atau kartu kredit. Kemudahan ini salah satu alasan di balik popularitas mereka. Ini berarti bahwa orang Indonesia yang tidak memiliki rekening bank dapat dengan mudah menggunakan platform pembayaran digital.

Selain itu, aplikasi e-wallet menawarkan pengembalian uang tunai instan dan bonus poin. Sehingga menjadikannya metode pembayaran tanpa uang tunai yang menarik bagi konsumen.

Mayoritas masyarakat indonesia tidak memilliki rekening bank

Uang tunai

Uang tunai masih banyak digunakan di Indonesia walaupun pembayaran digital pun meningkat. Setengah dari populasi Indonesia belum memiliki rekening bank.

Menurut survei konsumen pada tahun 2020, responden Indonesia dari semua usia masih lebih suka menggunakan metode pembayaran tradisional untuk bertransaksi.

Pengambilan pengguna pembayaran digital diharapkan akan terus berlanjut seiring dengan e-commerce dan pembayaran seluler tumbuh lebih dari 45 persen dan 18 persen, masing-masing, pada tahun 2027.

Untuk menjadi masyarakat tanpa uang tunai, Indonesia perlu meningkatkan promosi literasi keuangan digital serta memperluas akses layanan keuangan.

Pembangunan infrastruktur keuangan digital dan keamanan data

Sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 dan Gerakan Non-Tunai Nasional (GNNT), digitalisasi pembayaran dan pembayaran lintas batas menjadi agenda prioritas.

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan infrastruktur pembayaran digital nasional BI-FAST untuk mempercepat pembayaran ritel secara real time. Dengan mempercepat lanskap pembayaran digitalnya, Indonesia bertujuan menjadi masyarakat tanpa uang tunai dengan memiliki tata kelola keuangan yang lebih kuat.

Tantangan pembayaran digital di Indonesia

Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah masalah keamanan siber dan privasi data.

Penggunaan platform pembayaran digital yang semakin meningkat telah menimbulkan kekhawatiran keamanan informasi pribadi dan transaksi keuangan. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengembangkan kebijakan dan regulasi keamanan siber untuk melindungi data konsumen.

Tantangan lainnya adalah perlunya meningkatkan inklusi keuangan dan memperluas akses ke layanan keuangan.

Meskipun popularitas e-wallet dan uang elektronik semakin meningkat, masih banyak orang Indonesia yang belum memiliki akses layanan keuangan formal. Indonesia perlu fokus pada pengembangan produk dan layanan keuangan yang mudah diakses sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pergeseran cepat Indonesia menuju pembayaran digital memberikan peluang yang signifikan bagi negara untuk memodernisasi sistem keuangannya, mempromosikan inklusi keuangan, dan menjadi masyarakat tanpa uang tunai.

Untuk mewujudkannya, Indonesia harus mengatasi tantangan terkait keamanan siber, privasi data, dan inklusi keuangan. Dengan begitu, Indonesia dapat memanfaatkan potensi penuh industri pembayaran digitalnya dan pertumbuhan ekonomi negara.

fintech p2p

Fintech P2P Lending dan Beban Hutang: Dijelaskan dari Berbagai Perspektif

Fintech P2P lending telah menjadi pilihan alternatif bagi bisnis untuk memperoleh pinjaman. Layanan fintech P2P lending memberikan kemudahan untuk mendapatkan pinjaman dengan cepat dan mudah. Namun, penggunaannya dibebankan hutang yang harus ditanggung.

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tentang fintech P2P lending dan beban hutang dari berbagai perspektif serta bagaimana cara mengurangi beban hutang.

Perspektif Fintech P2P Lending

Fintech P2P lending memungkinkan bisnis untuk memperoleh pinjaman dengan cepat dan mudah. Dalam layanan ini, peminjam mendapatkan pinjaman dana dari investor dengan tingkat bunga yang disepakati.

Tingkat bunga fintech P2P lending cenderung lebih tinggi daripada bank konvensional. Hal ini dikarenakan risiko yang ditanggung oleh investor dalam layanan fintech P2P lending lebih besar dibandingkan bank konvensional.

Dari perspektif fintech P2P lending, layanan ini memberikan manfaat bagi investor dan peminjam. Investor memperoleh keuntungan dari bunga, sementara peminjam memperoleh pinjaman dengan cepat dan mudah. Namun, risiko yang ditanggung oleh investor dan peminjam juga sebanding. Maka, harus dipertimbangkan dengan hati-hati.

Perspektif Peminjam

Beban hutang menjadi risiko yang dipertimbangkan peminjam saat memanfaatkan layanan fintech P2P lending.

Tingkat bunga yang lebih tinggi berdampak pada beban hutang diterima. Oleh karena itu, peminjam perlu melakukan mengenali kemampuan membayar pinjaman sesuai kapasitas. 

Peminjam perlu mempertimbangkan jumlah pinjaman dan tenor yang tepat, agar memudahkan pembayaran pinjaman.

Peminjam perlu mengelola keuangan dengan baik dengan membuat anggaran yang realistis dan memantau pengeluaran. Serta, alokasi dana dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. 

Perspektif Investor

Dari perspektif investor, beban hutang dapat menjadi risiko yang perlu dipertimbangkan.

Investor perlu mempertimbangkan risiko peringkat kredit peminjam dan kemampuan peminjam untuk membayar pinjaman. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan profil risiko peminjam dan menetapkan tingkat bunga yang sesuai. 

Investor juga perlu mengelola portofolio investasi dengan baik, dengan memperhatikan diversifikasi risiko. Diversifikasi risiko dapat dilakukan dengan membagi investasi ke beberapa pinjaman dengan profil risiko yang berbeda-beda.

Dengan melakukan diversifikasi risiko, investor dapat mengurangi risiko dan mendapatkan pengembalian yang lebih stabil.

Investor perlu mempertimbangkan kebijakan dan pengelolaan risiko yang diterapkan layanan fintech P2P lending. Penyedia fintech P2P lending yang baik harus memiliki kebijakan risiko yang jelas dan transparan serta menerapkan pengelolaan risiko untuk mengurangi risiko kredit.

Perspektif Regulasi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan regulasi dan panduan untuk layanan fintech P2P lending. Regulasi ini memberikan panduan tentang persyaratan operasional, pengelolaan risiko, dan penerapan kebijakan risiko oleh penyedia layanan P2P lending.

Regulasi ini memberikan perlindungan bagi peminjam dan investor fintech P2P lending. Dengan regulasi yang jelas dan transparan, diharapkan dapat memberikan kepercayaan dan kenyamanan bagi bisnis fintech P2P lending.

Perspektif Bisnis

Dari perspektif bisnis, penggunaan layanan fintech P2P lending membantu bisnis untuk memperoleh pendanaan untuk mengembangkan bisnis. Namun, bisnis perlu mempertimbangkan risiko dan manfaat dari penggunaan pinjaman. Tak lupa memastikan penggunaan pinjaman untuk tujuan bermanfaat bagi bisnis. 

Bisnis perlu mempertimbangkan jumlah pinjaman, tenor, dan ingkat bunga kompetitif. Selain itu, manfaat pengelolaan pinjaman dengan menggunakan dana secara efisien dan efektif untuk tujuan produktif.

Dalam memanfaatkan layanan ini, beban hutang menjadi risiko yang dipertimbangkan peminjam dan investor.

Dengan melakukan perhitungan dan pengelolaan pinjaman yang baik, risiko beban hutang dapat terpenuhi. Regulasi yang jelas dan transparan menjadi faktor penting dalam memberikan perlindungan bagi bisnis.

Penggunaan layanan fintech P2P lending dapat membantu memperoleh pendanaan untuk mengembangkan bisnis.

daftar bank digital infonesia

10 Daftar Bank Digital Indonesia yang Dapat Anda Gunakan

Bank digital Indonesia hadir untuk membantu sistem perbankan yang aman, mudah, efektif, dan praktis. Sesuai namanya, transaksi dilakukan secara online melalui perangkat PC, laptop, maupun smartphone.

Tahun 2020, pasar global bank digital mencapai $12,1 miliar pada tahun 2020, berdasarkan Global Industry Analysts Inc.

Proyeksi ini dapat tumbuh sampai $30,1 miliar pada tahun 2026 dengan CAGR 15,7%. Perkiraan segmen perbankan retail mengalami pertumbuhan CAGR 14,3% yang bernilai $14,3 miliar. 

Manfaat layanan bank digital

Layanan bank digital
Layanan bank digital

Layanan bank digital memiliki manfaat yang dirasakan oleh institusi bank, antara lain

Meningkatkan ketangkasan operasional

Skalabilitas bisnis dapat meningkat dengan dana operasional menggunakan sistem operasi. 

Memperluas pangsa pasar

Perusahaan mampu menjangkau banyak kalangan, tanpa harus menyediakan kantor fisik sebagai representasi.

Memanfaatkan ekosistem digital

Konsep open banking memungkinkan pelaku bank digital terhubung dengan berbagai layanan untuk memberikan value kepada konsumen. 

Sebagai bentuk dari penerapan transformasi digital

Dengan menghadirkan fitur perbankan digital, institusi bank menunjukan dirinya telah melakukan transformasi digital. Nasabah makin dimudahkan untuk transaksi, tarik tunai, dan memudahkan pengecekan keuangan.

Registrasi bank digital dapat dilakukan di mana saja, bebas biaya admin, dan dapat menarik uang tanpa kartu. Namun, Anda membutuhkan koneksi internet agar dapat menggunakan bank digital.

Daftar bank digital Indonesia

Sekarang ini, sudah banyak pemain bank digital Indonesia yang menawarkan berbagai program. Dan berikut ini adalah daftar bank digital yang beroperasi di Indonesia.

1. Bank Jago

Bank Jago adalah produk dari PT Bank Jago Tbk. Yang berdiri pada 1 Mei 1992. Bank jago mendapatkan izin operasi pada 10 Juli 1992.

Mulanya, Bank Jago bernama PT Bank Artoz Indonesia yang melakukan praktik perbankan pada 12 Desember 1992. Setelah 30 tahun beroperasi, PT Bank Artoz Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Jago Tbk. Kemudian meluncurkan Bank Jago sebagai bank digital.

2. Blu 

Blu adalah produk bank digital dari Pt Bank Digital BCA, anak perusahaan PT Bank Central Asia Tbk. Bank digital ini diluncurkan pada Juli 2021. 

Blu menjadi bank digital terbaik Indonesia 2022. Hal ini karena tampilan BLU BCA sangat user friendly, fitur lengkap, dan produknya sesuai dengan kebutuhan masa kini. 

3. Jenius

Jenius merupakan produk bank digital dari Bank BTPN. Aplikasi digital ini sudah diluncurkan pada tahun 2016. Yang menarik dari Jenius adalah strategi pemasaran yang tersebar di tempat umum. 

Jenius terkoneksi dengan sistem pembayaran internasional. Dengan begitu, Anda dapat melakukan transaksi internasional langsung melalui aplikasi.

4. Livin

Livin merupakan bank digital Indonesia dari Bank Mandiri. Munculnya Livin memudahkan nasabah melakukan transaksi. Selain itu, nasabah dapat menyimpan uang dan menabung deposito dalam satu tempat.

Terdapat Riwayat transaksi, rekap keuangan untuk mengecek transaksi yang sudah Anda lakukan. 

5. Neo Bank

Neo bank adalah bank digital yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi dari mana saja. Transaksi Neo bank dapat dilakukan dari rumah.

Walaupun berbasis online, Neo Bank tetap menjaga data nasabahnya sehingga aman untuk digunakan. Neo Bank merupakan produk bank digital dari PT Bank Neo Commerce Tbk.

6. Allo Bank

Allo Bank dari PT Allo Bank Indonesia Tbk adalah bank digital yang rilis pada tahun 2022. Dahulu, Allo Bank masih bernama Bank Harda Indonesia sebelum diakuisisi Chairul Tanjung. 

Allo Bank sempat mencuri perhatian dengan membuat Allo Bank Festival 2022 pada tanggal 20-22 Mei 2022 lalu. Ajang ini pun merupakan bentuk promosi dari Allo Bank.

7. Line Bank

Line Bank adalah salah satu bank digital Indonesia yang rilis pada 10 Juni 2021. Bank digital ini adalah hasil akuisisi dari Line Corporation. 

Dulunya merupakan aplikasi chatting, sekarang Line menghadirkan layanan perbankan digital untuk generasi muda. Uniknya, Line Bank tidak mematok biaya bulanan bagi nasabah.

8. Motion Banking

MNC telah memiliki izin menjadi bank digital melalui Motion Banking. Layanan bank digital sudah beroperasi sejak Mei 2021. MNC Bank adalah produk dari PT MNC Kapital Indonesia Tbk, anak perusahaan PT Bank MNC Internasional Tbk. 

Motion Banking memiliki fitur untuk kemudahan nasabah dalam transaksi online. Salah satunya adalah fitur full biometric digital onboarding yang dapat melakukan verifikasi menggunakan sidik jari dan pengenalan wajah. Dengan ini, nasabah dapat login memakai sidik jari atau pengenalan wajah.

Selain itu, fitur dompet digital hadir untuk transaksi cashless. E-wallet dari Motion mampu melakukan top up, pembayaran, dan transfer, terutama untuk produk MNC. 

9. Bank Raya

Bank Raya adalah bank digital dari anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia. Dahulu Bank Raya bernama Bank Argo. Hingga pada tahun 2021, perusahaan ini berganti nama menjadi Bank Raya. 

Sama halnya dengan bank konvensional, bank Raya menawarkan layanan simpanan dan pinjaman bagi nasabahnya. Dan menjadikan sebagai perusahaan pertama yang mempercepat pencairan pinjaman digital melalui produk pinjaman digital full-service pertama (Pinang).

10. D-Save

D-Save by Bank Danamon adalah salah satu produk perbankan digital besutan Bank Danamon. Salah satu fiturnya adalah Tarik tunai tanpa kartu ATM.

D-Save memiliki suku bunga yang menarik bagi nasabahnya. Dengan setoran awal Rp 0, D-Save by Danamon memiliki fitur bebas biaya ATM, Bebas biaya kartu, dan bebas biaya admin. 

Masih banyak bank digital Indonesia lainnya yang meliputi

  • Wokee
  • BNC Digital
  • TMRW by UOB
  • PermataME
  • DigiBank

Kehadiran bank digital diharapkan dapat memperlancar semua transaksi keuangan, aman, dan dapat dilakukan dari masa saja. Namun, tetap menjaga diri dari ancaman penipuan digital dengan mengetahui cara mengatasi cyber crime

Temukan insight lainnya terkait transformasi digital dalam bidang keuangan dalam DTI-CX pada 26-27 July. Informasi lengkapnya klik tautan di sini.